MANADO – Upaya memperkuat nilai toleransi dan kehidupan beragama yang harmonis di Indonesia memasuki babak baru dengan diluncurkannya Kampus Moderasi Agama di Kota Manado, Sulawesi Utara, Rabu (24/12/2025). Peresmian program tersebut dihadiri langsung oleh Menteri Agama Prof. Dr. KH. Nasaruddin Umar, yang menegaskan pentingnya peran pendidikan tinggi keagamaan dalam merawat kebinekaan bangsa.
Kampus Moderasi Agama merupakan hasil kolaborasi antara Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Manado dan Institut Agama Kristen Negeri (IAKN) Manado. Lokasi pembangunan kampus ini direncanakan berada di Kabupaten Bolaang Mongondow (Bolmong). Kehadiran kampus ini dinilai sebagai terobosan baru karena menjadi proyek pertama di Indonesia yang secara khusus menggabungkan dua perguruan tinggi agama negeri lintas iman dalam satu konsep pendidikan.
Dalam sambutannya, Menteri Agama memberikan apresiasi kepada seluruh pihak yang terlibat, mulai dari pemerintah daerah hingga kalangan akademisi. Menurutnya, kerja sama lintas institusi ini mencerminkan semangat moderasi beragama yang tidak hanya diwacanakan, tetapi diwujudkan dalam bentuk nyata.
Menag menekankan bahwa perguruan tinggi agama memiliki tanggung jawab yang berbeda dibandingkan perguruan tinggi umum. Selain mencetak lulusan yang unggul secara akademik, kampus keagamaan juga memiliki misi sosial dan moral untuk membimbing umat dalam kehidupan beragama yang damai.
“Misi IAIN dan IAKN berbeda dengan perguruan tinggi umum. Selain mencetak ilmuwan, ada misi penyadaran umat. Alumni tidak boleh menolak melayani umat beragama,” kata Menag.
Ia juga menyebut Kampus Moderasi Agama akan berfungsi sebagai laboratorium moderasi beragama, tempat nilai-nilai toleransi, dialog, dan saling menghormati dapat dipraktikkan secara nyata. Menurut Menag, moderasi bukan berarti menghapus perbedaan keyakinan, melainkan merawat persamaan dalam keberagaman yang menjadi ciri khas bangsa Indonesia.
Menag menyatakan akan segera menandatangani peresmian Kampus Moderasi Beragama tersebut. Ia juga mengingatkan bahwa para lulusan dari IAIN dan IAKN memikul tanggung jawab moral yang besar untuk menghadirkan dampak positif di tengah masyarakat.
“Junjung tinggi nilai toleransi, kemanusiaan, dan keberagaman sebagai kekuatan bangsa Indonesia,” ujarnya kembali.
Sementara itu, Rektor IAIN Manado, Prof. Dr. Ahmad Rajafi, menyampaikan bahwa kampus yang akan dibangun di Kabupaten Bolaang Mongondow ini menjadi yang pertama di Indonesia dengan konsep moderasi beragama lintas perguruan tinggi agama negeri. Ia menilai kampus tersebut sebagai upaya strategis dalam membangun peradaban yang moderat dan toleran, khususnya di kawasan Indonesia Timur.
Dalam kesempatan yang sama, Ahmad Rajafi juga menyampaikan apresiasi kepada Pemerintah Kabupaten Bolaang Mongondow yang telah menghibahkan lahan untuk pembangunan kampus. Menurutnya, hibah tersebut merupakan yang pertama kali diberikan pemerintah daerah kepada Perguruan Tinggi Keagamaan Negeri (PTKN) di Sulawesi Utara.
Bupati Bolaang Mongondow, Yusra Alhabsyi, mengungkapkan bahwa gagasan pembangunan Kampus Moderasi Beragama telah dirintis jauh sebelum dirinya menjabat sebagai bupati. Ia menyebut ide tersebut lahir dari diskusi bersama pimpinan IAIN dan IAKN Manado sebagai bagian dari visi memperkuat pendidikan dan kerukunan antarumat beragama.
“Sebelum menjadi bupati, saya bersama Rektor IAIN Manado dan Rektor IAKN Manado telah merencanakan proyek pembangunan kampus moderasi ini sebagai bagian dari upaya memperkuat kerukunan dan pendidikan di daerah,” ungkap Yusra.
Yusra juga menyampaikan terima kasih kepada Menteri Agama atas dukungan penuh terhadap realisasi kampus tersebut. Ia menegaskan bahwa Kampus Moderasi Beragama akan menjadi kampus negeri pertama yang dibangun di wilayah Bolaang Mongondow.
“Ini jadi yang pertama tapi akan berlanjut, di mana berikutnya kita akan membangun kampus umum guna menunjang pengembangan sumber daya manusia di daerah,” ujar Yusra kembali. []
Diyan Febriana Citra.

