Menkop: 27 Ribu Kopdes Merah Putih Sudah Dibangun

Menkop: 27 Ribu Kopdes Merah Putih Sudah Dibangun

Bagikan:

PEKALONGAN — Program penguatan ekonomi berbasis desa melalui Koperasi Desa (Kopdes) Merah Putih terus menunjukkan perkembangan signifikan. Menteri Koperasi dan UKM Ferry Juliantono mengungkapkan bahwa hingga saat ini puluhan ribu koperasi desa telah berada pada tahap penyelesaian, sementara puluhan ribu lainnya siap memasuki fase pembangunan berikutnya. Program ini diproyeksikan menjadi salah satu instrumen penting dalam mendorong perputaran ekonomi di tingkat desa dan kelurahan.

Dalam keterangannya di Pekalongan, Jawa Tengah, Sabtu (13/12/2025), Ferry Juliantono menyebutkan bahwa pemerintah telah merampungkan pembangunan sekitar 27 ribu Kopdes Merah Putih. Selain itu, terdapat sekitar 35 ribu koperasi desa lain yang telah siap dibangun dalam waktu dekat. Proses percepatan ini, menurutnya, menuntut kerja intensif lintas sektor dan pendataan yang dilakukan secara berkelanjutan.

“Akhir-akhir ini, kita kerja siang dan malam untuk terus menginventarisasi data. Setiap hari kita harus menginventarisir seribu titik,” kata Menkop. Pernyataan tersebut menggambarkan besarnya skala program yang tengah dijalankan pemerintah, sekaligus tantangan administratif yang harus dihadapi untuk memastikan setiap koperasi terdata dengan baik.

Ferry menjelaskan, kehadiran Kopdes Merah Putih diharapkan mampu menjadi penggerak ekonomi lokal dengan memanfaatkan potensi desa secara optimal. Menurut dia, koperasi tidak hanya berfungsi sebagai wadah usaha bersama, tetapi juga sebagai solusi atas berbagai persoalan ekonomi yang kerap dihadapi masyarakat desa dan kelurahan, seperti keterbatasan akses pasar dan lemahnya rantai distribusi.

Lebih lanjut, Ferry mengungkapkan bahwa Presiden telah menetapkan target yang cukup ambisius. Pembangunan fisik berupa gudang, gerai, serta kelengkapan operasional Kopdes Merah Putih ditargetkan rampung pada Maret 2026. Dengan infrastruktur yang memadai, koperasi desa diharapkan dapat beroperasi secara optimal dan berkelanjutan.

“Presiden berharap keberadaan koperasi ini bisa menjadi alat penjualan di masyarakat dan perputaran uang di desa/kelurahan,” katanya lagi. Harapan tersebut menegaskan posisi koperasi sebagai tulang punggung ekonomi rakyat, sekaligus sarana untuk menekan kesenjangan ekonomi antara wilayah perkotaan dan perdesaan.

Di sela kegiatan Seminar Perkoperasian bertema “Risiko Hukum Digitalisasi Pada Koperasi” yang digelar di Pusdiklat Kospin Jasa Pekalongan, Menkop juga menyinggung berbagai kendala faktual di lapangan. Ia menyebut masih banyak desa yang belum memiliki akses internet memadai, ada pula desa yang belum sepenuhnya teraliri listrik, serta wilayah pesisir yang menghadapi kesulitan mendapatkan pasokan solar. Hambatan-hambatan tersebut dinilai dapat memengaruhi operasional koperasi, terutama dalam konteks digitalisasi layanan.

“Jadi, tugas Menteri Koperasi ini harus bertambah karena harus mengurusi banyak hal juga,” katanya pula. Pernyataan ini mencerminkan kompleksitas pekerjaan yang dihadapi kementeriannya, yang tidak hanya berkutat pada penguatan kelembagaan koperasi, tetapi juga bersinggungan dengan persoalan infrastruktur dasar.

Meski demikian, Ferry Juliantono tetap optimistis. Ia menilai momentum saat ini sebagai kesempatan bersejarah untuk mengembalikan kejayaan koperasi di Indonesia. Dukungan politik yang kuat dari Presiden disebut menjadi modal penting untuk mewujudkan cita-cita tersebut.

“Insya Allah ini merupakan kesempatan besar. Insya Allah Presiden mempunyai semangat untuk memperbesar koperasi,” katanya lagi. Dengan komitmen tersebut, pemerintah berharap Kopdes Merah Putih dapat tumbuh menjadi kekuatan ekonomi rakyat yang tangguh dan berdaya saing. []

Diyan Febriana Citra.

Bagikan:
Berita Daerah Hotnews