PANGKALPINANG – Sebuah pabrik tahu rumahan di Gang Sirih, Kelurahan Opas Indah, Kecamatan Taman Sari, Kota Pangkalpinang, ludes dilalap api pada Senin (25/08/2025) malam. Api diduga berasal dari tungku penggorengan yang masih menyisakan bara usai aktivitas produksi.
Kebakaran pertama kali diketahui oleh seorang karyawan sekitar pukul 18.30 WIB, tak lama setelah pabrik tutup. Yusuf, salah satu pekerja di pabrik tahu BW, mengatakan api muncul secara tiba-tiba dari tungku penggorengan. “Jadi teman yang lihat, awalnya api muncul dari tungku/tempat masak goreng. Terus terbakar dan menyambar ke atas (pabrik),” jelasnya.
Hanya dalam hitungan menit, kobaran api membesar dan menghanguskan bangunan pabrik yang berdempetan dengan rumah pemilik. Kondisi ini menimbulkan kepanikan karena lokasi kebakaran berada di kawasan padat penduduk. Warga sekitar sempat membantu dengan peralatan seadanya sebelum tim pemadam kebakaran tiba.
Informasi mengenai insiden tersebut diterima Dinas Pemadam Kebakaran Kota Pangkalpinang pada pukul 18.48 WIB. Sebanyak tiga unit mobil pemadam dikerahkan menuju lokasi. Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Kasat Pol PP) Kota Pangkalpinang, Efran, mengatakan petugas tiba di lokasi hanya lima menit setelah laporan diterima.
“Kita tiba di lokasi kejadian 5 menit kemudian dan langsung pemadaman dan pendinginan. Kurang beling 30 menit api sudah bisa kita atasi,” ujarnya.
Beruntung, kobaran api berhasil dikendalikan sebelum merambat ke rumah warga lain yang posisinya cukup berdekatan. Namun, seluruh bangunan pabrik tahu tersebut rata dengan tanah.
“Posisi pabrik tahu yang terbakar ini di belakang. Penyebabnya dugaan sementara ada human error atau kelalaian. Untuk korban jiwa tidak ada,” tegas Efran.
Meskipun tidak menimbulkan korban jiwa, kerugian materiil ditaksir mencapai lebih dari Rp20 juta. Kerugian itu mencakup bangunan, peralatan produksi, serta bahan baku yang habis terbakar. Hingga Senin malam, petugas damkar masih melakukan pendinginan untuk memastikan tidak ada lagi bara api yang berpotensi menimbulkan kebakaran susulan.
Peristiwa ini menjadi pengingat penting akan bahaya kelalaian dalam aktivitas produksi makanan skala rumahan. Minimnya sistem keamanan di pabrik skala kecil, khususnya yang berlokasi di permukiman padat, membuat risiko kebakaran semakin tinggi. Warga sekitar pun berharap agar pemilik usaha rumahan lebih memperhatikan standar keselamatan, termasuk penggunaan tungku dan instalasi listrik yang aman.
Kasus kebakaran pabrik tahu ini juga menambah daftar insiden kebakaran di kawasan perkotaan yang dipicu oleh kelalaian kecil, namun berakibat fatal secara materi. Pemerintah daerah bersama aparat terkait diharapkan dapat meningkatkan sosialisasi mengenai keselamatan kerja dan pengelolaan limbah api di sektor usaha rumahan, agar kejadian serupa tidak terulang. []
Diyan Febriana Citra.