PALANGKA RAYA — Tragedi di perairan Sungai Barito, Kalimantan Tengah, kembali menyisakan duka. Insiden tabrakan antara sebuah perahu motor yang mengangkut puluhan penumpang dan kapal tongkang bermuatan bahan bakar minyak berakhir dengan korban jiwa. Dua dari tiga penumpang yang sempat dilaporkan hilang akhirnya ditemukan dalam keadaan tidak bernyawa, sementara satu lainnya masih belum diketahui nasibnya.
Peristiwa memilukan itu terjadi pada Selasa (08/07/2025), ketika perahu motor yang mengangkut 34 penumpang mengalami kerusakan mesin di kawasan Santuyun, tepat di depan Jetty PT Padaidi, Desa Luwe Hulu, Kecamatan Lahei, Kabupaten Barito Utara. Dalam kondisi perahu mati mesin, kapal tongkang milik PT AKT Muara Tuhup yang tengah menarik muatan solar melintas dan menghantam perahu nahas tersebut.
Pencarian para korban segera digelar. Tim SAR gabungan yang terdiri dari BPBD, Basarnas, TNI, Polri, dan masyarakat setempat melakukan upaya penyisiran sepanjang aliran sungai.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Barito Utara, Simamoraturahman, mengonfirmasi bahwa dua korban berhasil ditemukan pada Kamis pagi (10/07/2025).
“Iya, ketemu dua orang, ditemukan di sekitar lokasi kejadian, keduanya meninggal dunia,” ujar Simamora saat dihubungi dari Palangka Raya.
Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Palangka Raya, Agung Alit Supartana, mengidentifikasi korban sebagai Rustam dan Suriansyah. Keduanya langsung dievakuasi ke Posko SAR Gabungan sebelum diserahkan kepada pihak kepolisian untuk proses identifikasi dan pemulangan jenazah kepada keluarga.
Namun, satu korban lainnya, Agus Jaya, hingga kini masih dalam pencarian. Proses penyisiran masih terus dilanjutkan dengan harapan korban ketiga bisa segera ditemukan, meskipun arus sungai dan kondisi cuaca menjadi tantangan besar bagi para petugas di lapangan.
Kecelakaan ini menyoroti pentingnya aspek keselamatan dalam transportasi sungai di wilayah pedalaman Kalimantan, di mana perahu motor masih menjadi sarana utama mobilitas warga. Insiden seperti ini menjadi pengingat bahwa sistem keselamatan pelayaran, termasuk pemeriksaan kondisi mesin dan pengawasan lalu lintas sungai, perlu diperketat demi menghindari tragedi serupa. []
Diyan Febriana Citra.