Petani di Musi Rawas Diserang Beruang Saat Menyadap Karet

Petani di Musi Rawas Diserang Beruang Saat Menyadap Karet

MUSI RAWAS – Peristiwa nahas menimpa seorang petani karet bernama Mujiyanyo (52), warga Desa Ciptodadi, Kecamatan Sukakarya, Kabupaten Musi Rawas, Sumatera Selatan. Pada Rabu (06/07/2025) pagi, ia menjadi korban serangan seekor beruang saat sedang menyadap karet di kebunnya. Kejadian ini kembali mengingatkan masyarakat terhadap ancaman nyata dari satwa liar di kawasan perkebunan yang berbatasan dengan habitat alami.

Kejadian terjadi sekitar pukul 09.00 WIB. Mujiyanyo ditemukan dalam kondisi terluka parah oleh warga sekitar yang kemudian segera membawanya ke Puskesmas Ciptodadi untuk mendapatkan pertolongan pertama. Karena luka yang cukup serius, korban dirujuk ke Rumah Sakit Sobirin Muara Beliti guna mendapatkan perawatan lebih lanjut.

“Benar, ada salah seorang warga Air Beliti, Tuah Negeri dilaporkan diserang beruang saat sedang menyadap karet. Kami langsung cek ke lokasi dan saat itu korban sudah dibawa ke Puskesmas untuk pertolongan pertama,” ujar Wakapolsek Jayaloka, Ipda Ali Wardhana.

Menurut catatan aparat, insiden ini bukan kali pertama terjadi di kawasan tersebut. Ini merupakan kasus ketiga dalam beberapa tahun terakhir. Dalam dua kejadian sebelumnya, korban pertama berhasil menyelamatkan diri, sementara korban kedua mengalami luka di bagian kaki.

“Peristiwa diterkam beruang sudah terjadi ketiga kalinya di Desa Ciptodadi. Kejadian kali ini termasuk yang paling parah,” tambah Ipda Ali.

Sekretaris Desa Ciptodadi, Rizky, menyampaikan imbauan kepada masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan saat beraktivitas di kebun, terutama pada pagi hari yang kerap menjadi waktu aktif bagi satwa liar.

“Yang kami terima, korban diserang beruang sekitar pukul 09.00 WIB. Saat ditemukan, korban dalam kondisi luka parah, namun masih dalam keadaan sadar,” ujar Rizky.

Ia juga menambahkan bahwa pihak desa tengah mempertimbangkan koordinasi lebih lanjut dengan dinas terkait guna melakukan langkah mitigasi, termasuk kemungkinan pemasangan rambu peringatan di titik-titik rawan serta sosialisasi kepada masyarakat tentang cara menghadapi hewan liar.

Kemunculan beruang di area kebun masyarakat kerap dipicu oleh menyusutnya habitat alami satwa akibat deforestasi dan ekspansi lahan pertanian. Beberapa ahli konservasi menyebut fenomena ini sebagai bentuk konflik manusia-satwa liar yang kian meningkat di berbagai wilayah Indonesia.

Peristiwa ini membuka ruang diskusi lebih luas mengenai pentingnya tata kelola wilayah penyangga antara kawasan hutan dan pemukiman warga. Diperlukan keterlibatan lintas sektor baik pemerintah daerah, aparat keamanan, maupun lembaga konservasi untuk mencegah jatuhnya korban lebih lanjut. []

Diyan Febriana Citra.

Berita Daerah Hotnews