BELU – Suasana pagi di Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Motaain, Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur, Jumat (15/08/2025) berbeda dari biasanya. Kawasan yang biasanya identik dengan arus keluar-masuk warga dan barang dari dan ke Timor Leste itu berubah menjadi arena olahraga yang meriah. Ribuan orang berkumpul untuk mengikuti “Freedom Border Run 2025”, lomba lari perdana yang digagas Badan Nasional Pengelola Perbatasan (BNPP) RI.
Dengan lintasan sejauh tujuh kilometer, ajang ini diikuti sekitar 1.500 peserta. Mereka berasal dari berbagai kalangan—mulai dari warga sekitar PLBN, mahasiswa, hingga aparat TNI-Polri. Dari pantauan di lapangan, para peserta mulai berlari pukul 06.35 WITA. Antusiasme terlihat sejak dini hari, bahkan ada yang sudah hadir pukul 04.00 WITA demi mendapatkan posisi start terbaik.
Sekretaris BNPP RI, Komjen (Pol) Makhruzi Rahman, menilai kegiatan ini menjadi penanda bahwa PLBN kini memiliki fungsi yang lebih luas. Kehadiran program PLBN SAKTI (Sentra Aktivitas Kreatif Tapal Batas Indonesia) mendorong pemanfaatan kawasan perbatasan untuk berbagai kegiatan positif, termasuk olahraga.
“Selain menyemarakkan HUT ke-80 RI, event ini menjadi yang pertama di PLBN Motaain. Nanti akan ada banyak lagi aktivitas di sini,” ujarnya.
Lebih dari sekadar memeriahkan peringatan kemerdekaan, Makhruzi melihat potensi besar PLBN Motaain sebagai titik temu budaya, ekonomi, dan interaksi sosial lintas negara. Ia bahkan berencana melibatkan warga Timor Leste pada lomba berikutnya.
“Kami punya rencana tahun depan, mungkin saat ulang tahun kemerdekaan Timor Leste atau Hari Kebangkitan Nasional, akan membuat event lari internasional antar dua negara,” ungkapnya.
Rencana tersebut bukan sekadar gagasan seremonial. Jika terealisasi, PLBN Motaain akan menjadi tuan rumah ajang lintas batas yang memperkuat hubungan diplomasi berbasis masyarakat. Jalur lari yang melewati kedua negara diharapkan dapat mempererat rasa kebersamaan warga perbatasan.
Kegiatan ini juga menjadi bagian dari ekspedisi wilayah perbatasan yang digelar BNPP RI bersama tim jurnalis, termasuk kunjungan ke PLBN Motamasin dan PLBN Aruk. Ekspedisi tersebut bertujuan memperkenalkan peran PLBN bukan hanya sebagai pintu keluar-masuk negara, melainkan sebagai pusat pertumbuhan ekonomi, budaya, dan kreativitas warga.
Freedom Border Run 2025 membuktikan bahwa perbatasan bukanlah batas pemisah, melainkan ruang terbuka bagi kolaborasi. Di tengah gegap gempita lomba lari, tersimpan pesan bahwa kawasan perbatasan memiliki peluang besar untuk menjadi wajah persahabatan antarbangsa, dimulai dari langkah-langkah kecil para pelari di garis start. []
Diyan Febriana Citra.