MAROS – Suasana tenang di Dusun Biringjene, Kecamatan Moncongloe, Kabupaten Maros, mendadak berubah mencekam setelah warga menemukan jasad seorang pria pada Jumat (22/08/2025). Penemuan ini sontak menggegerkan warga setempat karena kondisi korban yang mengenaskan, terjepit batang bambu dengan luka tebasan di kepala serta tusukan di punggung yang tembus hingga ke bagian depan tubuh.
Korban diketahui bernama Masdar (41), seorang warga sekitar. Dugaan sementara, ia menjadi korban pembunuhan yang berlatar belakang konflik keluarga. Warga sempat mendengar keributan sebelum penemuan jasad tersebut, namun tidak menyangka peristiwa itu berakhir tragis.
Kepanikan warga segera direspons oleh Tim Resmob Polda Sulsel bersama Satreskrim Polres Maros. Aparat bergerak cepat menyisir lokasi dan mengepung sebuah rumah panggung yang tidak jauh dari tempat kejadian. Dalam operasi tersebut, polisi berhasil menangkap seorang pemuda berinisial AN (21), yang ternyata keponakan ipar korban.
Meski sempat mengelak, AN akhirnya mengakui perbuatannya setelah diinterogasi. Ia menikam korban dengan sebilah badik, senjata tajam tradisional yang masih kerap ditemukan di masyarakat Sulawesi Selatan. Polisi menegaskan bahwa pembunuhan ini dipicu permasalahan keluarga yang menumpuk dan berujung pada tindakan keji.
Kasat Reskrim Polres Maros, IPTU Ridwan, membenarkan penangkapan tersebut. “Selain mengamankan pelaku, kami juga menyita barang bukti berupa badik yang digunakan untuk menikam korban,” ujarnya, Jumat (22/08/2025).
Jenazah Masdar kemudian dibawa ke RSUD Palaloi untuk dilakukan visum guna memastikan penyebab pasti kematian. Sementara itu, penyidik terus mengembangkan kasus ini karena ada dugaan pelaku lain yang masih memiliki hubungan keluarga dengan AN.
Hasil penyelidikan sementara menunjukkan, konflik keluarga menjadi faktor utama yang melatarbelakangi terjadinya penganiayaan. Korban sendiri, menurut keterangan beberapa pihak, sebelumnya sempat terseret dalam persoalan rumah tangga terkait kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT). Kondisi inilah yang diduga memperkeruh hubungan internal keluarga hingga berujung pada tragedi berdarah.
Warga sekitar mengaku masih terkejut dengan insiden ini. Salah seorang saksi mata menyebut, hubungan antara korban dan keluarga besar memang belakangan tidak harmonis. Meski begitu, mereka tidak menyangka perselisihan itu akan berakhir dengan hilangnya nyawa.
Kasus ini menjadi cermin bagaimana masalah keluarga yang tidak terselesaikan secara baik bisa berujung pada tindakan kriminal. Aparat kepolisian berharap penyelidikan dapat mengungkap seluruh pihak yang terlibat agar peristiwa serupa tidak terulang.
Tragedi di Maros ini sekaligus menjadi pengingat pentingnya penyelesaian konflik dalam lingkup keluarga dengan cara yang lebih bijak. Pemerintah daerah dan aparat hukum diharapkan lebih intensif melakukan sosialisasi serta mediasi agar masalah internal masyarakat tidak berkembang menjadi tindak kekerasan. []
Diyan Febriana Citra.