Probebaya Award 2025, RT Berlomba Tunjukkan Kinerja Terbaik

Probebaya Award 2025, RT Berlomba Tunjukkan Kinerja Terbaik

Bagikan:

SAMARINDA – Program Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat (Probebaya) kembali menjadi sorotan setelah Wakil Wali Kota Samarinda, Andi Harun, menghadiri kegiatan Probebaya Award 2025. Acara yang digelar untuk memberikan apresiasi kepada RT dalam menjalankan program tersebut berlangsung di Convention Hall, Sabtu (15/11/2025) siang, dan menghadirkan antusiasme besar dari para peserta.

Dalam kesempatan itu, Andi Harun menegaskan bahwa Probebaya merupakan salah satu langkah nyata pemerintah dalam menghadirkan pembangunan yang berpihak pada masyarakat. Ia menekankan bahwa konsep swakelola menjadi kekuatan utama program ini, di mana warga diberi ruang mengambil peran langsung dalam menentukan arah pembangunan di lingkungan mereka.

“Yang kami penting dan anggap perlu untuk menyampaikan bahwa Probebaya ini adalah bentuk kegiatan pembangunan yang dilaksanakan secara swakelola,” ujarnya usai menghadiri Probebaya Award 2025.

Andi Harun menjelaskan bahwa seluruh proses dalam Probebaya tidak hanya dirancang oleh masyarakat, tetapi juga dikerjakan langsung oleh warga melalui kelompok masyarakat atau Pokmas. Mereka bahkan didampingi oleh pendamping independen yang dipilih melalui seleksi terbuka agar prosesnya tetap transparan dan akuntabel.

“Itu mulai direncanakan oleh masyarakat dilaksanakan oleh masyarakat melalui Pokmas, didampingi oleh pendamping independen yang kita terima secara seleksi terbuka, kemudian diawasi oleh masyarakat, dan mereka juga dilatih untuk membuat pertanggungjawaban,” katanya.

Ia mengungkapkan bahwa setiap RT di Samarinda mendapatkan alokasi anggaran sebesar Rp100 juta. Dana tersebut dibagi ke dalam dua fokus utama, yaitu 60 persen untuk pembangunan infrastruktur skala kecil dan 40 persen untuk kegiatan pemberdayaan ekonomi masyarakat.

“Kegiatan Probebaya ini adalah alokasi anggaran 100 juta setiap RT, 60% untuk pembangunan infrastruktur dan 40% untuk pemberdayaan masyarakat,” jelasnya.

Salah satu tujuan utama Probebaya, lanjut Andi Harun, adalah memastikan kebutuhan infrastruktur kecil seperti gang sempit, drainase pendek, hingga sarana pendukung lingkungan dapat diselesaikan secara bertahap setiap tahun. Dengan demikian, permasalahan RT bisa ditangani secara cepat dan tepat.

“Misalnya untuk kegiatan ekonomi mikro, dan yang kita sebenarnya harapkan itu adalah satu, untuk urusan infrastruktur kecil di lingkungan tingkat RT itu bisa selesai dengan anggaran Probebaya setiap tahun,” ungkapnya.

Selain pembangunan fisik, ia juga berharap kegiatan pemberdayaan ekonomi seperti UMKM dan program kreatif di tingkat RT dapat terus berkembang melalui dukungan anggaran yang diberikan.

“Demikian pula untuk kegiatan pemberdayaan ekonominya, misalnya kegiatan UMKM atau kegiatan-kegiatan ekonomi di tingkat RT lain yang digagas secara gotong royong,” tuturnya.

Lebih jauh, Andi Harun mengungkapkan bahwa alokasi dana yang digelontorkan melalui Probebaya untuk 1.992 RT di Kota Samarinda hampir menyentuh angka Rp200 miliar. Nilai tersebut diyakini memiliki dampak besar terhadap perputaran roda ekonomi masyarakat.

“Inilah harapan kita sebenarnya dari Probebaya itu, dan yang lebih utama secara makro saya mengatakan bahwa perputaran uang di tingkat masyarakat itu di seluruh wilayah Kota Samarinda hampir mendekati angka 200 miliar,” katanya.

Ia menambahkan bahwa besarnya perputaran dana tersebut mampu memicu tumbuhnya berbagai aktivitas ekonomi lokal, baik dari sektor pemberdayaan masyarakat maupun pembangunan infrastruktur kecil.

“Jadi ini trigger ekonomi di tingkat masyarakat, itu yang kita harapkan utama di Probebaya,” tegasnya. []

‎Penulis: Yus Rizal Zulfikar | Penyunting: Agnes Wiguna

Bagikan:
Berita Daerah