PURWOKERTO – Program penyediaan becak listrik yang digagas Presiden Prabowo Subianto kembali menjangkau kelompok masyarakat berpenghasilan rendah, kali ini melalui penyerahan 280 unit kepada para pengemudi becak di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah. Penyaluran tersebut dilakukan oleh Yayasan Gerakan Solidaritas Nasional (GSN) dan dipusatkan di Pendopo Si Panji, Purwokerto, Selasa (02/11/2025). Kegiatan ini tidak hanya bertujuan memberikan alat kerja yang lebih layak, tetapi juga menjadi bagian dari langkah peningkatan taraf hidup pengemudi becak yang sebagian besar berusia lanjut.
Bupati Banyumas Sadewo Tri Lastiono, seusai kegiatan, menjelaskan bahwa jumlah becak listrik yang diterima jauh melampaui usulan awal pemerintah daerah.
“Kami mengajukan 188 unit, tetapi GSN memberikan 280. Dalam tiga hari kami mendata pengemudi becak yang memenuhi kriteria usia,” katanya. Ia merinci distribusi bantuan dilakukan di tiga wilayah: Purwokerto menerima 100 unit, Kecamatan Banyumas 100 unit, dan Kecamatan Sokaraja 80 unit.
Sadewo menambahkan, peran pemerintah daerah dalam program ini terbatas pada pendataan awal. Penetapan nama penerima dilakukan langsung oleh yayasan.
“Selain becak listrik, bantuan tambahan juga diberikan, antara lain 21 kacamata berbasis kecerdasan buatan (AI), iPad bagi enam sekolah dasar yang berada di wilayah blank spot internet, serta paket sembako untuk warga penerima manfaat,” ujarnya.
Ketua Yayasan GSN, Letjen TNI (Purn) Teguh Arief Indratmoko, menegaskan bahwa program becak listrik merupakan inisiatif pribadi Presiden Prabowo, sebagai bentuk dukungan terhadap para pengemudi becak lanjut usia yang masih menggantungkan nafkah dari becak kayu tradisional.
“Tidak ada prioritas khusus daerah tertentu. Target nasional ada 80 ribu pengemudi becak yang akan menerima secara bertahap. Tahun ini ditargetkan 10 ribu unit, dan tahun depan 30 ribu,” kata Teguh.
Menurutnya, becak listrik dapat meningkatkan jam kerja tanpa membebani fisik pengguna. Karena itu, ia mengingatkan agar alat bantu tersebut tidak dialihkan kepada pihak lain.
“Jika disalahgunakan atau dijual, becaknya akan kami tarik dan diberikan kepada pengemudi lain,” ujarnya. Untuk mendukung pemeliharaan, GSN telah menggandeng sejumlah bengkel, sementara pemerintah daerah diminta menyediakan titik pengisian daya di pangkalan becak.
Para penerima bantuan menuturkan manfaat nyata dari kendaraan tersebut. Abdul Mungid (75), salah satunya, mengaku pendapatannya sering tidak stabil ketika masih menggunakan becak kayu.
“Menarik becak kayu itu berat. Kadang cuma dapat Rp50 ribu atau kosong. Dengan becak listrik ini saya sangat bersyukur,” ujarnya. Sehari-hari ia bekerja di sekitar Puskesmas Purwokerto Timur II.
Penerima lainnya, Sugeng Riyanto (55) dari Karanglewas, berharap penghasilannya dapat meningkat. “Kadang dulu hanya dapat Rp20 ribu-Rp40 ribu. Sekarang lebih ringan karena tidak butuh tenaga besar,” katanya.
Penanggung jawab penyaluran di Banyumas, Rachmat Imanda, menyebutkan bahwa jumlah pengemudi becak yang terdata mencapai 350 orang. Ia memastikan pendistribusian akan dilakukan bertahap. “Kami juga akan mengawasi agar bantuan ini tidak disalahgunakan atau dijual,” katanya.
Dengan penyerahan ratusan becak listrik ini, program pemerintah kembali menegaskan komitmen mendorong kemandirian ekonomi masyarakat berpenghasilan rendah dan membantu pekerja sektor informal tetap produktif di usia senja. []
Diyan Febriana Citra.

