Puing Helikopter PK-RGH Ditemukan di Hutan Tanah Bumbu

Puing Helikopter PK-RGH Ditemukan di Hutan Tanah Bumbu

BANJARBARU – Setelah dua hari hilang kontak, helikopter PK-RGH milik Eastindo Air akhirnya berhasil ditemukan Tim Search and Rescue (SAR) gabungan di wilayah hutan belantara Kecamatan Mantewe, Kabupaten Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan. Temuan tersebut diumumkan pada Rabu (03/09/2025) sore, membawa jawaban dari misteri jatuhnya helikopter yang sempat membuat publik cemas.

Puing-puing helikopter terlihat dalam kondisi hangus, diduga terbakar setelah menghantam pepohonan. Momen penemuan itu terekam dalam dokumentasi tim SAR yang sejak awal melakukan penyisiran darat di sekitar titik terakhir heli terdeteksi. Rasa haru dan lega menyelimuti para petugas ketika pertama kali melihat bagian ekor helikopter yang terpisah dari badan utama. “Alhamdulillah, untuk puing helikopter ditemukan,” kata salah seorang anggota SAR.

Tak berhenti di situ, tim terus menyisir area lain di sekitar lokasi. Mereka mendaki ke sisi bukit yang lebih tinggi hingga akhirnya menemukan bodi helikopter yang juga hangus terbakar, bahkan masih mengeluarkan asap tipis. “Alhamdulillah, enggak sia-sia kita berjuang,” ujar anggota tim SAR lainnya.

Temuan ini segera dilaporkan ke posko SAR di Mantewe serta posko induk di Banjarbaru. Selain menemukan puing, tim juga menjumpai satu korban di sekitar lokasi. Sementara itu, tujuh penumpang lain diduga masih berada di dalam bangkai helikopter yang terbakar. Kondisi ini menambah tantangan bagi tim penyelamat untuk melakukan evakuasi dengan aman.

Helikopter PK-RGH dilaporkan hilang kontak pada Senin (01/09/2025), hanya delapan menit setelah lepas landas dari Bandara Gusti Sjamsir Alam di Kotabaru, Kalimantan Selatan. Pesawat berjenis BK 117-D3 itu seharusnya menuju Palangkaraya, Kalimantan Tengah. Dalam manifest penumpang yang dirilis Basarnas Banjarmasin, terdapat delapan orang di dalamnya: dua awak yang terdiri dari pilot dan teknisi, serta enam penumpang lainnya.

Informasi hilangnya helikopter ini sebelumnya memicu operasi pencarian besar-besaran. Tim SAR gabungan mengerahkan upaya darat maupun udara, meski cuaca dan kondisi medan hutan menjadi tantangan serius. Penemuan puing dan korban pada Rabu sore memberi titik terang, sekaligus menandai dimulainya proses evakuasi yang diperkirakan tidak mudah.

Hingga berita ini ditulis, identitas jasad korban yang ditemukan belum dipublikasikan. Tim gabungan masih berfokus pada evakuasi puing dan korban lain yang kemungkinan terjebak di dalam bangkai helikopter. Situasi tersebut menimbulkan duka mendalam, baik bagi keluarga korban maupun masyarakat yang mengikuti perkembangan kasus ini.

Tragedi jatuhnya helikopter PK-RGH mengingatkan kembali pada risiko tinggi penerbangan di wilayah pedalaman dengan kontur hutan lebat. Upaya evakuasi yang dilakukan tim SAR sekaligus menunjukkan kerja keras serta dedikasi untuk memastikan seluruh korban dapat ditemukan. []

Diyan Febriana Citra.

Berita Daerah Hotnews