PVMBG: Erupsi Semeru Rekam Amplitudo Maksimal 22 mm

PVMBG: Erupsi Semeru Rekam Amplitudo Maksimal 22 mm

Bagikan:

LUMAJANG – Aktivitas vulkanik Gunung Semeru kembali meningkat pada awal pekan ini. Pagi buta, Selasa (09/12/2025) pukul 04.50 WIB, gunung tertinggi di Pulau Jawa itu kembali memuntahkan material vulkanik. Laporan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mencatat letusan tersebut menghasilkan kolom abu setinggi sekitar 1.000 meter di atas puncak, atau berada di ketinggian 4.676 meter di atas permukaan laut.

Kolom abu terlihat berwarna kelabu dengan intensitas tebal dan terbawa angin ke arah barat. Berdasarkan pengamatan instrumen, erupsi terekam pada seismograf dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 143 detik. Aktivitas ini menambah panjang daftar letusan Semeru sepanjang 2025 yang telah mencapai 2.983 kali, menempatkannya sebagai gunung api paling aktif di Indonesia pada tahun ini.

Di tengah lonjakan aktivitas tersebut, petugas Pos Pantau Gunung Semeru, Yadi Yuliandi, kembali menyampaikan peringatan yang harus dipatuhi oleh warga maupun wisatawan. Ia menegaskan agar masyarakat menghindari sektor tenggara di sepanjang aliran Besuk Kobokan sejauh 13 kilometer dari puncak.

“Di luar jarak tersebut, masyarakat tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 km dari puncak,” imbaunya.

Selain itu, masyarakat juga diminta menjauhi area dalam radius 5 kilometer dari kawah aktif. Ancaman lontaran batu pijar masih sangat tinggi dan dapat terjadi tiba-tiba seiring fluktuasi tekanan magma.

Yadi juga menambahkan agar warga tetap waspada terhadap potensi bahaya lanjutan yang kerap muncul setelah letusan.

“Waspada terhadap potensi awan panas, guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan,” katanya.

Hingga Selasa pagi pukul 05.04 WIB, status Gunung Semeru masih berada pada Level III atau Siaga. Status tersebut menunjukkan bahwa aktivitas vulkanik masih berada pada fase yang perlu diwaspadai, terutama karena cuaca hujan berpotensi mengaduk material vulkanik menjadi lahar.

Data PVMBG sepanjang periode Senin (08/12/2025) mengonfirmasi bahwa gunung tersebut menunjukkan dinamika bawah permukaan yang cukup intens. Tercatat 171 kali gempa letusan dengan amplitudo 10–22 mm, 10 kali gempa guguran, 10 kali gempa hembusan, dan 10 kali gempa harmonik. Selain itu, muncul pula 1 gempa vulkanik dalam, 1 gempa tektonik lokal, serta 2 gempa tektonik jauh.

Rangkaian aktivitas tersebut memperlihatkan bahwa Semeru terus berada pada fase erupsi berkelanjutan. Kondisi ini menuntut kewaspadaan seluruh pihak, terutama warga sekitar lereng gunung dan pengguna jalur wisata. Penegasan larangan, imbauan evakuasi dini, serta kesiapan jalur logistik menjadi prioritas agar dampak letusan dapat diminimalkan. []

Diyan Febriana Citra.

Bagikan:
Berita Daerah Hotnews