BANDUNG – Rentetan gempa bumi dangkal yang menggoyang wilayah Bandung sejak Rabu (19/11/2025) malam hingga Kamis (20/11/2025) dini hari menyita perhatian publik dan otoritas kebencanaan. Getaran yang terjadi berulang kali itu seluruhnya berpusat di darat, sehingga membuat sebagian warga merasakan guncangan meski kekuatannya relatif kecil.
Informasi resmi mengenai kejadian tersebut dibagikan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melalui akun X. Dalam unggahan itu, BMKG menjelaskan bahwa lindu pertama terjadi pada pukul 22.54 WIB, mengguncang kawasan Kabupaten Bandung dengan magnitudo 3,2. Episentrum gempa berada di daratan, tepatnya 22 kilometer di tenggara Kabupaten Bandung, dengan kedalaman hanya 5 kilometer.
Meski kekuatan gempa tidak terlalu besar, karakter gempa dangkal seringkali menimbulkan getaran yang lebih terasa. Warga di beberapa titik disebut sempat merasakan getaran ringan hingga sedang, namun laporan resmi dampak kerusakan belum disampaikan.
Rentetan lindu kemudian berlanjut tak lama setelah gempa pertama. BMKG merinci enam kejadian gempa yang tercatat sejak Rabu malam hingga Kamis dini hari sebagai berikut:
Rabu
-
Pukul 22.54 WIB, magnitudo 3,2, kedalaman 5 km;
-
Pukul 23.50 WIB, magnitudo 2,3, kedalaman 4 km:
Kamis
-
Pukul 00.26 WIB, magnitudo 3,3, kedalaman 5 km;
-
Pukul 00.31 WIB, magnitudo 3,3, kedalaman 5 km;
-
Pukul 00.35 WIB, magnitudo 2,5, kedalaman 0 km;
-
Pukul 00.40 WIB, magnitudo 2,0, kedalaman 5 km.
Sejumlah gempa tersebut terjadi dalam rentang waktu kurang dari dua jam, kondisi yang menunjukkan adanya aktivitas sesar lokal di kawasan Bandung dan sekitarnya. Meski demikian, pihak BMKG belum mengeluarkan penjelasan lanjutan mengenai sumber pemicu utama aktivitas gempa beruntun tersebut.
Hingga Kamis dini hari, belum ada laporan mengenai korban maupun kerusakan bangunan. Namun, masyarakat tetap diimbau untuk tetap waspada. Fenomena gempa dangkal yang terjadi secara berulang bisa mengindikasikan adanya pergeseran kerak bumi yang masih berlangsung.
Para ahli kebumian menilai bahwa wilayah Bandung dan sekitarnya merupakan kawasan yang cukup aktif secara tektonik. Keberadaan sejumlah sesar lokal membuat wilayah tersebut berpotensi mengalami gempa meski dengan magnitudo relatif kecil. Aktivitas seperti ini juga dapat menjadi pengingat agar masyarakat memperhatikan aspek mitigasi, termasuk memastikan kondisi bangunan tetap aman serta memahami langkah penyelamatan saat terjadi guncangan.
BMKG menegaskan pentingnya warga tetap mengikuti informasi resmi dan tidak terpancing isu yang belum terverifikasi. Sampai saat ini, lembaga tersebut masih melakukan pemantauan lanjutan guna memastikan perkembangan aktivitas tektonik di wilayah Bandung. []
Diyan Febriana Citra.

