DEPOK — Pemerintah Kota Depok melalui Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) menertibkan sebanyak 110 lapak pedagang kaki lima (PKL) yang berjualan di sepanjang akses jalan menuju Stasiun Depok. Langkah ini diambil setelah pedagang dinilai melanggar aturan dengan berjualan di atas saluran air dan menghambat arus lalu lintas.
Kepala Bidang Ketentraman, Ketertiban Umum, dan Pengamanan Pengawalan (Trantibum Pamwal) Satpol PP Kota Depok, Agus Mohammad, mengatakan bahwa para pedagang sebelumnya sudah diberikan surat peringatan. Namun karena pelanggaran masih terus terjadi, Satpol PP akhirnya menurunkan tim gabungan untuk melakukan pembongkaran.
“Hari ini kami tertibkan karena sebelumnya sudah diberikan surat peringatan. Ada 110 lapak pedagang yang kami bongkar,” ujar Agus, Kamis (13/11/2025).
Menurut Agus, sebagian besar pedagang mendirikan lapak di atas sempadan saluran air, sehingga mengganggu fungsi drainase dan memicu genangan air saat hujan deras. Kondisi itu, kata dia, kerap diperparah dengan banyaknya aktivitas jual-beli di jam sibuk warga berangkat maupun pulang kerja.
“PKL beroperasi di waktu padat aktivitas masyarakat. Selain menutup sebagian badan jalan, sampah dari kegiatan mereka juga menyumbat saluran air,” jelasnya.
Proses penertiban berlangsung kondusif dengan dukungan dari pihak PT KAI, aparat keamanan, dan perwakilan pengelola Stasiun Depok. Satpol PP juga melakukan pendekatan persuasif dengan para pedagang sebelum pembongkaran dilakukan.
“Kami sudah berkomunikasi dengan para pedagang dan memberi tahu bahwa bangunan di atas saluran air akan dibongkar. Tidak ada tindakan kekerasan, semua dilakukan dengan tertib,” ujar Agus.
Selain membongkar lapak, Satpol PP juga menertibkan sejumlah bangunan semi permanen yang berdiri di atas badan air. Langkah ini menjadi bagian dari rencana besar penataan kawasan Stasiun Depok yang dilakukan Pemkot Depok bersama PT KAI.
Ke depan, pemerintah akan membangun trotoar baru dan memperbaiki saluran air di sekitar jalan akses stasiun. “Ini untuk mengembalikan fungsi jalan dan mencegah kemacetan. Area itu nantinya akan menjadi trotoar bagi pejalan kaki,” jelas Agus.
Pemerintah juga menyiapkan shelter ojek online di sekitar Jalan Raya Kartini untuk mengurangi penumpukan kendaraan yang sering terjadi saat jam sibuk. “Ojek online akan diarahkan ke shelter agar tidak menunggu penumpang di tepi jalan dan menyebabkan macet,” tutupnya. []
Diyan Febriana Citra.

