Sedekah Desa Kandangan Menarik Wisatawan Asing

Sedekah Desa Kandangan Menarik Wisatawan Asing

LUMAJANG – Warisan budaya di kaki Gunung Semeru kembali menjadi sorotan, bukan hanya bagi masyarakat lokal tetapi juga bagi dunia internasional. Upacara Sedekah Desa yang digelar di Desa Kandangan, Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, pada Senin (28/07/2025), menjadi bukti hidupnya tradisi leluhur yang terus lestari sekaligus mendulang daya tarik global.

Dalam perhelatan tahunan tersebut, ratusan warga berkumpul untuk mengikuti prosesi arak-arakan jolen atau gunungan hasil bumi. Gunungan yang diisi dengan aneka sayuran, buah-buahan, serta hasil panen lain milik warga, diarak dari balai desa menuju Situs Selogending. Setelah sampai, gunungan tersebut diperebutkan oleh masyarakat dalam suasana penuh keceriaan.

Tradisi ini menjadi simbol syukur masyarakat kepada Sang Pencipta atas hasil panen, sekaligus doa bagi keselamatan desa. Yang menarik, pelaksanaan ritual budaya ini tak hanya diikuti oleh warga lokal, tetapi juga oleh wisatawan mancanegara yang antusias mengenal lebih dekat kearifan budaya masyarakat lereng Semeru.

Salah satunya adalah Keenan, warga Uganda yang tengah mengikuti program pertukaran budaya. Ia terkesan dengan kekayaan nilai spiritual yang menyatu dalam kebersamaan masyarakat lokal.

“Saya merasa sangat terhormat bisa ikut dalam tradisi seperti ini. Warga di sini sangat terbuka dan penuh semangat. Tradisinya unik dan sarat makna,” ujar Keenan seusai mengikuti prosesi.

Keenan juga memuji filosofi hidup masyarakat Kandangan yang menjunjung tinggi kebersamaan, rasa syukur, dan keharmonisan dengan alam.

“Saya pikir dunia perlu belajar dari cara masyarakat di sini bersyukur dan menjaga harmoni dengan alam,” imbuhnya.

Panitia penyelenggara, Wira Dharma, menegaskan bahwa Sedekah Desa Kandangan bukan sekadar seremoni tahunan, melainkan bagian dari upaya memperkuat identitas budaya. Tahun ini, panitia menggandeng Universitas Jember untuk melibatkan wisatawan asing sebagai bagian dari promosi budaya yang lebih luas.

“Lewat kolaborasi ini, kami ingin memperkenalkan adat istiadat warga Tengger di lereng Semeru kepada dunia. Ini bukan hanya soal budaya, tetapi juga soal identitas dan pelestarian nilai-nilai leluhur,” tutur Wira.

Wira menambahkan bahwa dengan menggandeng kalangan akademisi dan pihak luar negeri, tradisi ini tidak hanya menjadi atraksi wisata semata, melainkan menjadi media edukasi lintas budaya dan penguatan diplomasi budaya Indonesia.

Kegiatan ini juga berkontribusi pada pengembangan ekonomi lokal. Banyak pelaku UMKM desa ikut meramaikan acara dengan membuka lapak makanan tradisional dan kerajinan tangan. Hal ini memperkuat posisi Sedekah Desa sebagai ruang pertemuan antara budaya, ekonomi, dan pariwisata yang saling menguatkan.

Melalui tradisi yang diwariskan turun-temurun ini, masyarakat Kandangan membuktikan bahwa budaya lokal bisa menjadi kekuatan diplomasi lunak yang mempertemukan nilai tradisional dengan jangkauan global. []

Diyan Febriana Citra.

Berita Daerah Hotnews