KEBUMEN – Pemerintah Kabupaten Kebumen meresmikan beroperasinya Sekolah Rakyat Kebumen sebagai wadah pendidikan gratis dan berasrama bagi anak-anak dari keluarga miskin. Peresmian ditandai dengan pembukaan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) yang dipimpin langsung oleh Bupati Kebumen, Lilis Nuryani, di Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) Kecamatan Pejagoan, Selasa (30/09/2025).
Sebanyak 100 siswa angkatan pertama resmi diterima di sekolah ini, terdiri atas 53 putra dan 47 putri. Mereka dipilih melalui Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN) kategori Desil 1 dan 2, yang menggambarkan keluarga dengan kondisi sosial ekonomi terbawah.
Dalam sambutannya, Bupati Lilis menekankan bahwa dukungan orang tua sangat penting bagi keberhasilan anak-anak di sekolah.
“Nanti anak-anaknya diberi semangat ya Pak Bu, karena anak-anak pasti masih canggung, masih baru, jadi malu-malu. Tolong diberi semangat agar betah dan nyaman sekolah di sini,” ujarnya.
Acara peresmian berlangsung sederhana, ditandai dengan pemotongan pita dan penyerahan perlengkapan harian siswa secara simbolis. Setelah itu, Bupati bersama jajaran Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) meninjau langsung fasilitas sekolah. Fasilitas yang tersedia antara lain ruang belajar, asrama, laboratorium komputer, perpustakaan, ruang olahraga, dan ruang makan bersama.
Plt Kepala Dinsos P3A Kebumen, Yunita Prasetyani, menuturkan bahwa MPLS akan digelar selama dua minggu. “Kami ingin anak-anak benar-benar betah. Karena itu kami siapkan bukan hanya guru, tetapi juga wali asuh, wali asrama, hingga dukungan dari Tagana untuk urusan dapur umum, keamanan, dan kebersihan,” jelasnya.
Meski masih berstatus rintisan dengan kapasitas 100 siswa, pemerintah daerah menargetkan Sekolah Rakyat Kebumen dapat berkembang hingga menampung 1.000 siswa. Lokasi definitif sedang disiapkan di Kecamatan Buayan, di atas lahan seluas tujuh hektar.
Sekolah Rakyat Kebumen merupakan rintisan ke-12 di Jawa Tengah dan masuk kategori C1. Program ini mendapat dukungan penuh dari Kementerian Sosial serta diharapkan menjadi model pendidikan inklusif bagi anak-anak dari keluarga kurang mampu. Selain pendidikan formal, sekolah ini juga mengutamakan pembinaan karakter, kemandirian, serta penanaman nilai kebersamaan.
Kehadiran sekolah ini menandai langkah nyata pemerintah daerah dalam menjawab kebutuhan pendidikan yang merata. Bagi anak-anak dari keluarga miskin, sekolah ini bukan sekadar ruang belajar, melainkan juga kesempatan untuk mengubah masa depan. Dengan fasilitas lengkap, dukungan tenaga pendidik, serta jaminan asrama dan kebutuhan sehari-hari, sekolah ini menjadi simbol harapan baru bagi generasi penerus Kebumen. []
Diyan Febriana Citra.