Setelah Rumah Doa Dirusak, Jemaat GKSI Temui Gibran

Setelah Rumah Doa Dirusak, Jemaat GKSI Temui Gibran

PADANG — Upaya pemulihan pasca-perusakan rumah doa Gereja Kristen Setia Indonesia (GKSI) Padang terus dilakukan. Rabu (30/07/2025), puluhan jemaat GKSI dijadwalkan bertemu dengan Wakil Presiden Republik Indonesia, Gibran Rakabuming Raka, di kantor Dinas Sosial Kota Padang. Pertemuan ini menjadi momen penting bagi para jemaat yang masih dalam proses pemulihan trauma, khususnya anak-anak yang terdampak insiden kekerasan beberapa waktu lalu.

Sebelumnya, jemaat telah bersiap menyambut kedatangan Gibran di rumah doa mereka yang berada di Kelurahan Padang Sarai, Kecamatan Koto Tangah. Informasi awal menyebutkan bahwa Wapres akan hadir langsung di lokasi yang sempat menjadi sasaran amukan warga. Namun, pada hari H, lokasi pertemuan diubah oleh Pemerintah Kota Padang.

“Jemaat diarahkan ke Dinas Sosial Padang untuk bertemu Wapres,” ujar kuasa hukum jemaat GKSI, Yutiasa Fakho. Ia menegaskan bahwa keputusan perubahan lokasi berasal dari pihak pemkot. Meski begitu, semangat jemaat tidak surut. Mereka tetap antusias menyambut kunjungan Wapres sebagai bentuk perhatian dan solidaritas negara terhadap minoritas yang terdampak.

Yutiasa menambahkan, pertemuan ini sangat diharapkan oleh para jemaat, bukan hanya sebagai bentuk dukungan moral, tetapi juga sebagai langkah nyata pemulihan pasca-trauma.

“Kami ingin Wapres mendengar langsung harapan dan suara jemaat. Ini penting untuk proses penyembuhan spiritual dan mental,” tuturnya.

Gibran tiba di Bandara Internasional Minangkabau pada Rabu pagi dan langsung melanjutkan kunjungan ke Sekolah Rakyat Menengah Pertama yang berada di bawah naungan BBPPKS Kementerian Sosial di Kecamatan Pauh. Di sana, ia berdialog dengan siswa serta berinteraksi dengan para pendidik.

Dari lokasi tersebut, Gibran dijadwalkan menuju Dinas Sosial Padang. Selain bertemu jemaat GKSI, ia juga diagendakan menjumpai anak-anak dari rumah doa yang kini mendapat pendampingan psikososial dan pelayanan trauma healing oleh dinas sosial setempat.

Sebelumnya, rumah doa GKSI di Padang Sarai dirusak sekelompok warga yang menuding bangunan tersebut tidak berizin sebagai gereja. Peristiwa itu menimbulkan kepanikan, terutama di kalangan anak-anak dan para jemaat yang sedang melangsungkan kegiatan keagamaan. Aparat kepolisian telah menahan sembilan orang pelaku perusakan, yang diidentifikasi lewat rekaman video yang tersebar luas di media sosial.

Pemerintah Kota Padang dan aparat kini berupaya memastikan proses hukum berjalan, serta menjamin keamanan dan perlindungan hak beribadah warga, terlepas dari latar belakang keagamaannya. []

Diyan Febriana Citra.

Berita Daerah Hotnews