Simbol Cinta Lingkungan Warnai Pengukuhan Guru Besar

Simbol Cinta Lingkungan Warnai Pengukuhan Guru Besar

SALATIGA – Momentum pengukuhan guru besar di Universitas Islam Negeri (UIN) Salatiga tahun ini tak hanya sarat makna akademik, tetapi juga menjadi simbol kepedulian terhadap lingkungan dan pelestarian budaya lokal. Empat guru besar yang dikukuhkan pada Selasa (22/07/2025), memilih cara berbeda menuju prosesi pengukuhan menaiki dokar tradisional bersama keluarga mereka.

Keempat guru besar tersebut adalah Prof. Dr. Supardi, S.Ag., M.A. (Pendidikan Bahasa Arab), Prof. Dr. Achmad Maimun, M.Ag. (Psikologi Islam), Prof. Dr. Mochlasin, M.Ag. (Ekonomi Islam), dan Prof. Dr. Abdul Aziz N.P., S.Ag., M.M. (Manajemen). Mereka memulai perjalanan dari halaman Masjid Jami Baitusy Syukur di Jalan Lingkar Salatiga, diiringi oleh rombongan kolega yang menggunakan sepeda motor.

Setibanya di Gedung Auditorium Prof. Dr. Achmadi lokasi pengukuhan rombongan guru besar tidak disambut karangan bunga seperti pada umumnya. Sebagai gantinya, puluhan pohon yang ditanam dan dipajang di sekitar area menjadi bentuk penghormatan dan ucapan selamat. Konsep ini menjadi representasi nyata dari identitas kampus sebagai Green Wasathiyah Campus.

Prof. Dr. Mochlasin menyebut penggunaan dokar sebagai bentuk kampanye sadar lingkungan dan pelestarian budaya lokal. “Kita semua harus menjaga lingkungan, dan gerakan ini bagian dari itu. Kita semua harus peduli pada lingkungan,” ujarnya. Ia menambahkan, “Hari ini juga naik dokar karena ini transportasi yang ramah lingkungan dan juga bagian dari kearifan lokal. Dokar harus kembali diangkat karena termasuk transportasi yang minim polusi.”

Senada dengan itu, Prof. Dr. Achmad Maimun menekankan bahwa aksi simbolik tersebut merupakan bagian dari implementasi visi kampus hijau yang dijunjung UIN Salatiga. “Sebagai Green Wasathiyah Campus, kita harus mulai membiasakan menggunakan kendaraan yang polusinya kecil,” jelasnya.

Penggunaan dokar dan kehadiran pohon sebagai ucapan selamat mencerminkan upaya kampus untuk tidak sekadar mencetak akademisi, tetapi juga agen perubahan yang berpihak pada keberlanjutan.

Rektor UIN Salatiga, Prof. Dr. Zakiyuddin Baidhawy, M.Ag., menggarisbawahi bahwa pengukuhan guru besar merupakan momen penting dalam memperkuat komitmen universitas terhadap pendidikan berdampak sosial.

“Saat dunia pendidikan nasional bergerak menuju paradigma kurikulum berdampak, universitas harus menjadi ruang penghasil solusi. Kampus ini menegaskan diri sebagai pilar ilmu pengetahuan yang berpijak pada nilai serta mampu menjawab tantangan zaman,” ungkapnya.

Menurutnya, guru besar berperan sebagai motor penggerak transformasi di ruang kelas, riset, maupun pengabdian masyarakat. “Kami menyiapkan generasi pendidik yang visioner. Guru besar adalah fondasi utama dalam membangun ekosistem akademik yang subur, menghasilkan penelitian yang menyentuh kebutuhan masyarakat, serta menghidupkan pengabdian sosial berbasis ilmu,” tegas Zakiyuddin.

Dengan pengukuhan ini, UIN Salatiga tak hanya menambah jajaran profesor, tetapi juga meneguhkan posisi sebagai institusi yang mengusung keberlanjutan dan nilai lokal dalam pendidikan tinggi. []

Diyan Febriana Citra.

Berita Daerah Hotnews