BEKASI — Dalam rangka menyambut tahun ajaran baru 2025/2026, Sekolah Rakyat di Sentra Handayani dan Sentra Terpadu Pangudi Luhur (STPL) Bekasi menggelar simulasi kegiatan belajar yang berlangsung selama beberapa hari. Rabu (10/07/2025) menjadi hari kedua pelaksanaan simulasi, yang bertujuan membekali peserta didik dengan pemahaman lingkungan dan nilai-nilai kemandirian sejak dini.
Simulasi ini bukan sekadar pengenalan sekolah biasa. Aktivitas siswa dimulai sejak pukul 04.00 WIB, diawali dengan ibadah pagi, kemudian dilanjutkan dengan rutinitas seperti merapikan tempat tidur dan olahraga pagi berupa Senam Anak Indonesia Hebat. Suasana pagi yang disiplin ini dirancang untuk menanamkan rasa tanggung jawab dan kepedulian terhadap kebersihan serta kesehatan.
Setelah sarapan bersama, para siswa mengikuti apel pagi yang dipandu langsung oleh Bintara Pembina Desa (Babinsa). Para siswa juga telah ditunjuk ketua kelas masing-masing sebagai bagian dari latihan kepemimpinan dasar.
“Salah satu tujuannya adalah membentuk karakter dan kedisiplinan siswa sejak dini. Mereka tidak hanya belajar teori, tapi juga menjalani langsung proses pembentukan karakter melalui rutinitas dan kerja sama,” jelas seorang pembina yang terlibat dalam simulasi.
Di ruang kelas, siswa diperkenalkan dengan berbagai fasilitas sekolah. Materi yang diberikan lebih banyak berfokus pada orientasi, termasuk cara memanfaatkan layanan pendidikan, aksesibilitas di lingkungan sekolah, serta pengenalan terhadap kegiatan sehari-hari di sekolah dan asrama.
Setelah sesi pagi selama dua jam, para peserta diberi waktu istirahat, kemudian melanjutkan sesi kedua sebelum menunaikan salat Zuhur dan menikmati makan siang bersama. Kegiatan ditutup dengan pemulangan siswa kepada orang tua masing-masing.
Di hari pertama simulasi, para siswa telah melalui proses registrasi, pemeriksaan kesehatan gratis, serta talent mapping berbasis kecerdasan buatan (AI) untuk menggali potensi dan bakat setiap individu. Termasuk di antaranya adalah uji DNA untuk melihat kecenderungan kemampuan akademik dan non-akademik siswa secara lebih mendalam.
Sekolah Rakyat STPL Bekasi saat ini memiliki 180 siswa tingkat SMA yang dibagi ke dalam sembilan rombongan belajar. Fasilitas yang disediakan meliputi ruang kelas modern, laboratorium sains dan bahasa, perpustakaan, asrama terpisah untuk putra-putri, serta musala dan ruang kesehatan.
Menariknya, gedung sekolah ini sebelumnya digunakan sebagai fasilitas Kementerian Sosial untuk penyandang disabilitas. Kini, bangunan tersebut telah dialihfungsikan menjadi sekolah inklusif dengan pendekatan berbasis rakyat, tanpa mengabaikan prinsip keberlanjutan dan pemanfaatan sumber daya yang ada.
Langkah ini menunjukkan komitmen pemerintah dan pihak pengelola dalam menciptakan model pendidikan alternatif yang inklusif, adaptif, dan berorientasi pada potensi individu. []
Diyan Febriana Citra.