BANGKA – Kepulauan Bangka Belitung tengah bersiap menyambut kedatangan Presiden Prabowo Subianto yang dijadwalkan meninjau smelter swasta Tinindo serta memberikan pengarahan di kantor PT Timah Tbk, Kota Pangkalpinang, pada Senin (06/10/2025). Kunjungan tersebut menjadi bagian dari upaya pemerintah pusat membenahi tata kelola industri pertimahan nasional yang selama ini menghadapi berbagai persoalan hukum dan lingkungan.
Sehari sebelum kunjungan berlangsung, Jaksa Agung ST Burhanuddin dan Gubernur Bangka Belitung Hidayat Arsani meninjau lokasi smelter untuk memastikan kesiapan menyeluruh.
“Sebagai tuan rumah, saya ingin memastikan setiap detail persiapan berjalan lancar, aman, dan sesuai protokol kenegaraan,” ujar Hidayat seusai peninjauan di Tinindo, Minggu (05/10/2025).
Hidayat menekankan bahwa kehadiran Presiden bukan sekadar agenda kerja rutin, melainkan momen penting bagi Bangka Belitung untuk menunjukkan kesiapan daerah dalam mendukung kebijakan nasional di sektor pertambangan.
“Kehadiran Presiden di Bangka Belitung bukan sekadar kunjungan kerja, tetapi momentum untuk memperkuat perhatian pusat dan mendorong percepatan pembangunan daerah. Menghadirkan suasana yang hangat dan penuh energi positif,” ucapnya.
Dari pantauan di lapangan, aktivitas persiapan di smelter Tinindo tampak berlangsung intensif. Sejumlah alat berat disiagakan dan tumpukan timah batangan dipajang rapi di area dalam smelter. Di beberapa titik, pita pembatas serta karpet biru terbentang di jalur masuk sebagai bagian dari penyambutan tamu negara.
Kunjungan Presiden kali ini juga dikaitkan dengan upaya pemerintah melakukan pembenahan tata kelola usaha pertimahan, termasuk pengelolaan aset lima smelter swasta yang sebelumnya sempat disita karena terlibat dalam kasus tata niaga timah. Kasus tersebut disebut menimbulkan kerugian lingkungan hingga mencapai Rp 300 triliun, sekaligus memunculkan dorongan kuat untuk mereformasi sistem pengawasan produksi dan distribusi timah nasional.
Kedatangan Prabowo ke jantung industri timah di Bangka Belitung menandai perhatian serius pemerintah terhadap keberlanjutan sektor pertambangan yang menjadi tulang punggung ekonomi daerah. Selain menyoroti aspek hukum dan tata kelola, agenda ini juga dipandang sebagai langkah awal untuk memperkuat kolaborasi antara pusat dan daerah, serta mendorong praktik pertambangan yang lebih transparan, ramah lingkungan, dan berkelanjutan.
Bagi masyarakat dan pelaku usaha di Bangka Belitung, kunjungan Presiden diharapkan dapat membawa angin segar bagi iklim investasi dan mempercepat pemulihan pasca berbagai persoalan hukum yang sempat menekan industri timah. []
Diyan Febriana Citra.