Stok Beras Kalteng Surplus, Pemprov Tetap Kendalikan Harga

Stok Beras Kalteng Surplus, Pemprov Tetap Kendalikan Harga

Bagikan:

PALANGKA RAYA – Menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2025/2026, Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) mulai memperketat langkah pengawasan terhadap potensi kenaikan harga pangan. Momen libur panjang kerap memicu peningkatan konsumsi masyarakat, sehingga pemerintah daerah mengantisipasi gejolak harga dengan memastikan pasokan pangan tetap aman dan terdistribusi dengan baik.

Kepala Kantor Wilayah Bulog Kalteng, Budi Sultika, menyampaikan bahwa kondisi stok beras saat ini sangat mencukupi. Ia menegaskan bahwa ketersediaan beras di wilayah Kalteng mencapai 15.135 ton yang tersebar di sembilan gudang Bulog. Stok tersebut, menurutnya, mampu memenuhi kebutuhan konsumsi masyarakat hingga enam bulan ke depan.

“Beras kita surplus, akan bertahan sampai enam bulan. Sejauh ini juga, inflasi sebagaimana pantauan kami, tidak terkait dengan beras,” ujar Budi saat ditemui di Gudang Bulog Kalteng, Jalan Tjilik Riwut Km 3, Palangka Raya, Selasa (09/12/2025).

Ia menambahkan bahwa rata-rata konsumsi beras masyarakat Kalteng mencapai sekitar 35 ton per hari. Dengan angka tersebut, kebutuhan bulanan beras mencapai sedikitnya 1.000 ton.

“Kalau satu bulan berarti ada sekitar 1.000 ton lebih, itu beras yang kami keluarkan setiap bulannya,” jelas Budi. Ia juga memastikan bahwa pada Maret 2025, musim panen kembali berlangsung sehingga stok beras semakin aman. Selain berasal dari gabah petani lokal, sebagian kecil stok yang tersisa adalah beras impor lama. “Beras ini gabah dari petani lokal semua, memang ada yang dari Thailand, tapi ini stok lama, tahun 2024 kan, 2025 sudah tidak ada impor,” tambahnya.

Meski komoditas beras berada dalam posisi surplus, Pemprov Kalteng tetap menyiapkan langkah stabilisasi harga untuk melindungi masyarakat dari tekanan ekonomi akibat kenaikan harga pangan menjelang hari besar keagamaan. Pemerintah daerah menilai bahwa beberapa komoditas seperti cabai, bawang merah, dan cabai rawit berpotensi mengalami fluktuasi harga lebih signifikan dibandingkan beras.

Staf Ahli Gubernur Kalteng Bidang Ekonomi, Keuangan, dan Pembangunan, Yuasa Elko, menjelaskan bahwa berbagai bentuk intervensi pasar terus dilakukan untuk menjaga kestabilan harga pangan. Salah satunya adalah penyelenggaraan operasi pasar melalui program pasar murah dan pasar penyeimbang.

“Kami melakukan pasar murah dan pasar penyeimbang, Pak Gubernur sudah melaksanakan kegiatan ke daerah-daerah dalam melakukan operasi pasar tersebut,” ujar Yuasa.

Menurutnya, intervensi pasar tidak hanya dilakukan untuk komoditas yang berpotensi naik, tetapi juga untuk memastikan harga beras tetap stabil meski stoknya berlimpah.

“Pak Gubernur sudah melakukan operasi pasar dalam kunjungannya ke daerah, baik berupa penjualan paket sembako hingga yang per komoditas pangan,” jelasnya.

Pemprov Kalteng menegaskan komitmen menjaga daya beli masyarakat dan memastikan akses terhadap bahan pokok tetap lancar di seluruh daerah. Upaya penguatan koordinasi antara Bulog, dinas-dinas terkait, serta pemerintah kabupaten/kota terus dilakukan agar potensi lonjakan harga dapat ditekan sejak dini. Dengan rangkaian antisipasi tersebut, pemerintah berharap perayaan Nataru berjalan aman dan kebutuhan masyarakat terpenuhi. []

Diyan Febriana Citra.

Bagikan:
Berita Daerah Hotnews