MATARAM – Upaya pemadaman kebakaran lahan di kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) terus dilakukan. Tim gabungan Balai TNGR bersama sejumlah unsur terkait kini berjibaku memadamkan titik api baru yang muncul di kawasan konservasi tersebut.
Kepala Pengendali Ekosistem Hutan Balai TNGR Nusa Tenggara Barat, Budi Soesmardi, mengungkapkan bahwa api baru terpantau di hutan Rangga Pande, Desa Sembalun Lawang, Kabupaten Lombok Timur.
“Tim masih di lokasi untuk melakukan penanganan kebakaran di kawasan Gunung Rinjani,” ujarnya di Mataram, Sabtu (18/10/2025).
Titik api baru itu terdeteksi pada Jumat sore (17/10/2025) melalui sistem pemantauan hotspot. Lokasi kebakaran kali ini berbeda dari area yang terbakar sehari sebelumnya, yakni di Gelogor Paok. Meski titiknya berpindah, pola kebakaran yang terjadi serupa: membakar semak, rumput, serta dedaunan kering di lereng Rinjani yang curam.
Tim gabungan yang terdiri dari petugas Balai TNGR, Dalkarhut Resor Sembalun, Koramil, Polsek, dan Pos Damkarmat Sembalun bergerak cepat menuju lokasi. Mereka melakukan pemadaman manual dan pemantauan lapangan untuk memastikan api tidak meluas.
“Upaya cepat dan terkoordinasi terus dilakukan demi mencegah perluasan kebakaran yang dapat mengancam ekosistem, keanekaragaman hayati, serta keselamatan masyarakat sekitar,” kata Budi menegaskan.
Ia mengingatkan masyarakat dan wisatawan agar tidak melakukan aktivitas yang berpotensi menimbulkan kebakaran di kawasan hutan.
“Mari dukung konservasi Rinjani yang lestari. Hutan adalah rumah bagi kehidupan, menjaganya adalah tanggung jawab kita semua,” ujarnya.
Sebelumnya, Kepala Balai TNGR, Yarman, menyampaikan bahwa kebakaran pada Kamis (16/10/2025) telah melahap sekitar 10 hektare lahan di kawasan Gelogor Paok.
“Kebakaran yang terjadi merupakan kebakaran permukaan yang membakar semak-semak, rumput, perdu, dan dedaunan kering hingga mencapai luas 10 hektare,” ujarnya.
Petugas di Resor Sembalun kala itu menerima laporan masyarakat sekitar pukul 15.45 WITA dan segera melakukan koordinasi dengan aparat setempat. Dari hasil pemantauan udara, api menyebar cepat karena angin kencang dan kondisi medan yang curam.
Beberapa jenis vegetasi seperti pohon bakbakkan, cemara gunung, saropan, dan acacia decurrens ikut terbakar. Meski tidak menimbulkan korban jiwa, kejadian tersebut menjadi pengingat penting tentang kerentanan kawasan Rinjani terhadap kebakaran saat musim kering.
Dengan kondisi cuaca panas dan angin yang tidak menentu, Balai TNGR menegaskan komitmennya memperketat patroli serta memperkuat kerja sama lintas instansi untuk melindungi keanekaragaman hayati di Gunung Rinjani. []
Diyan Febriana Citra.