BATAM — Suasana di Kecamatan Bunguran Utara, Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau, berubah lengang menjelang dimulainya latihan militer berskala besar oleh Yonkomposit I/Gardapati. Warga Desa Kelarik dan sejumlah desa sekitar memilih menghentikan sementara aktivitas melaut lantaran khawatir terhadap kemungkinan peluru nyasar dari area latihan TNI.
Kepala Desa Kelarik, Rausman, mengatakan pihaknya telah mengimbau warga untuk tidak melaut selama dua hari. Langkah itu diambil semata demi keselamatan warga, terlebih sebagian besar masyarakat di wilayahnya berprofesi sebagai nelayan yang tengah sibuk mencari gurita di musim tangkap.
“Nelayan kita besok bakalan libur ke laut, orang takut juga lah, takut salah sasaran juga. Tapi itu tergantung pribadi juga lah, yang jelas kita sudah sering imbau jangan sampai ke laut, kita tidak tahu peluru itu meleset entah ke mana,” ujar Rausman saat dihubungi, Selasa (21/10/2025).
Selain aktivitas nelayan, kegiatan belajar di sejumlah sekolah juga dihentikan sementara. Berdasarkan surat edaran dari Dinas Pendidikan Kabupaten Natuna, sekolah mulai dari TK, PAUD, SD, SMP, MTS, hingga SMA di wilayah Bunguran Utara diliburkan mulai Rabu (22/10/2025).
“SD ada tiga, kemudian ada TK, PAUD, SMA, SMP, MTS, ada suratnya dari Dinas Pendidikan Kabupaten Natuna khusus Bunguran Utara,” tutur Rausman.
Data pemerintah desa mencatat, Desa Kelarik dihuni oleh 126 kepala keluarga dengan total 398 jiwa, termasuk seorang ibu hamil dan dua warga lanjut usia. Pihak Yonkomposit I/Gardapati bahkan telah meminta data warga yang perlu dievakuasi.
“Kemarin pun dia orang sudah minta data untuk evakuasi katanya. Evakuasi macam mana kita tidak tahu juga,” kata Rausman menambahkan.
Imbauan resmi juga telah disampaikan kepada warga di wilayah terdampak latihan, meliputi Desa Air Lengit, Sebadai Ulu, Kelarik, Batubi, Buton, hingga sekitar Pulau Bunga. Warga diminta tetap berada di dalam rumah, tidak beraktivitas di area terbuka, dan bagi kelompok rentan seperti lansia, ibu hamil, serta anak-anak disarankan berpindah sementara ke lokasi aman.
Di sisi lain, Kapendam XIX/Tuanku Tambusai, Letkol Inf Faizal Rangkuti, menjelaskan bahwa kegiatan militer tersebut merupakan latihan rutin tahunan yang melibatkan 968 prajurit. Kegiatan ini mencakup latihan menembak senjata berat, uji siap tempur, hingga latihan antar kecabangan (Ancab) TNI AD.
“Latihan ini sudah pernah dilaksanakan di Natuna sebelumnya, terakhir tahun 2016 untuk latihan Ancab dan tahun 2017 dalam Latgab PPRC TNI,” jelas Faizal.
Ia menegaskan bahwa latihan ini merupakan bentuk kesiapan TNI AD dalam menjaga kedaulatan wilayah NKRI, terutama di kawasan strategis Laut Natuna Utara.
“Serta memastikan bahwa Yonkomposit 1/Gardapati sebagai satuan yang berdislokasi di Pulau Natuna siap operasional menghadapi segala bentuk potensi ancaman dan tantangan,” ujarnya.
Menurut Faizal, latihan akan menggunakan sejumlah alat utama sistem persenjataan (alutsista) canggih seperti rudal Starstreak milik Arhanud dan MLRS Astros II MK 6 milik Armed TNI AD. Oleh karena itu, imbauan pembatasan aktivitas warga di sekitar area latihan menjadi langkah preventif.
TNI juga memastikan telah melakukan sosialisasi intensif kepada masyarakat sekitar. Respon warga disebut sangat positif dan bahkan turut membantu persiapan latihan, seperti pembangunan menara pengawasan dan pos komando taktis.
“Masyarakat juga senang karena dalam kegiatan latihan ini Yonkomposit melaksanakan bhakti sosial berupa pengobatan gratis dan pembagian sembako bagi warga yang tidak bisa melaut,” kata Faizal.
Dengan langkah mitigasi dan dukungan warga, TNI berharap latihan besar ini dapat berlangsung aman sekaligus memperkuat kesiapsiagaan militer di wilayah perbatasan. []
Diyan Febriana Citra.