Wagub Gorontalo Sidak SPPG Pagi-Pagi, Temukan Sejumlah Catatan Perbaikan

Wagub Gorontalo Sidak SPPG Pagi-Pagi, Temukan Sejumlah Catatan Perbaikan

Bagikan:

GORONTALO — Pemerintah Provinsi Gorontalo menegaskan komitmennya menjaga kualitas dan keamanan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) melalui pengawasan langsung di lapangan. Wakil Gubernur Gorontalo Idah Syahidah Rusli Habibie, selaku Ketua Satuan Tugas (Satgas) Program MBG Provinsi Gorontalo, kembali melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke salah satu Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) dan menemukan sejumlah aspek yang perlu segera dibenahi.

Sidak kali ini dilakukan di SPPG Desa Hungayonaa, Kecamatan Tilamuta, Kabupaten Boalemo, Rabu (17/12/2025). Tanpa pemberitahuan sebelumnya, Wagub Idah bersama Tim Satgas MBG tiba di lokasi sejak pukul 04.30 Wita. Kehadiran dini hari tersebut dimaksudkan untuk memastikan seluruh tahapan pengolahan makanan berjalan sesuai standar operasional dan prinsip keamanan pangan.

Setibanya di lokasi, Wagub Idah langsung meninjau proses secara menyeluruh, mulai dari dapur pengolahan, proses memasak, pemorsian makanan, hingga kondisi gudang penyimpanan bahan makanan basah dan kering. Dari hasil peninjauan tersebut, Satgas mencatat sejumlah temuan yang dinilai penting untuk segera diperbaiki.

“Ada beberapa temuan yang harus diperbaiki. Ini penting agar MBG benar-benar sehat untuk anak-anak kita dan tidak menimbulkan hal-hal yang tidak kita inginkan bersama,” kata Wagub Idah.

Salah satu perhatian utama adalah proses pemorsian makanan yang telah dimulai sejak pukul 05.00 Wita. Menurut Wagub, meskipun makanan tersebut ditujukan bagi anak-anak PAUD, TK, dan SD yang memiliki jadwal makan lebih awal, standar kebersihan tetap tidak boleh dikompromikan, terutama pada tahap pendistribusian.

“Memang ini untuk PAUD, TK, dan SD, yang makannya lebih awal, tapi saya berharap saat pendistribusian tetap dijaga higienitasnya,” kata Wagub Idah.

Selain itu, Tim Satgas menemukan fasilitas pendukung kebersihan yang belum memadai. Wastafel di area pemorsian dan pengolahan makanan belum dilengkapi air mengalir, sabun, pengering tangan, maupun tisu. Kondisi ini dinilai berpotensi meningkatkan risiko kontaminasi silang apabila tidak segera diperbaiki.

Catatan lainnya adalah masih adanya petugas yang mencuci tangan di area pengelolaan bahan baku, yang seharusnya menjadi zona steril. Suhu ruang pengolahan yang mencapai 44 derajat Celsius juga dianggap terlalu panas dan berpotensi memengaruhi kenyamanan kerja serta kualitas pengolahan makanan.

Posisi toilet yang berada tepat di depan area pencucian piring, pengelolaan sampah yang belum terpisah dengan area bahan makanan mentah, serta prosedur pengambilan sampel makanan yang belum sesuai standar turut menjadi perhatian serius.

“Pengambilan sampel ini penting. Jangan hanya satu sendok. Kalau terjadi sesuatu seperti keracunan, tim kesehatan akan kesulitan memeriksa. Sampel harus diambil lebih banyak dan sesuai porsi,” ucap Wagub Idah.

Seluruh hasil sidak tersebut akan dituangkan dalam berita acara resmi dan disertai tenggat waktu perbaikan selama 14 hari kerja. Pemerintah provinsi berharap pengelola SPPG dapat segera menindaklanjuti catatan tersebut demi menjaga kepercayaan masyarakat terhadap Program MBG.

Sebagai informasi, SPPG Hungayonaa setiap harinya mengelola sekitar 2.859 porsi makanan. Jumlah tersebut terdiri atas 1.912 porsi besar untuk siswa SMP/MTs dan SMA/MAN, 783 porsi kecil untuk SD, TK, dan PAUD, serta 164 porsi bagi balita, ibu hamil, dan ibu menyusui (3B). Skala layanan tersebut menuntut pengelolaan yang disiplin dan sesuai standar agar manfaat program benar-benar dirasakan oleh seluruh penerima. []

Diyan Febriana Citra.

Bagikan:
Berita Daerah Hotnews