DENPASAR – Hampir seluruh wilayah Bali terendam banjir pada Rabu (10/9/2025), dengan Kota Denpasar menjadi salah satu daerah paling parah. Wali Kota Denpasar I Gusti Ngurah Jaya Negara menyatakan banjir kali ini luar biasa, hingga melumpuhkan aktivitas perdagangan di Pasar Kumbasari dan menimbulkan tumpukan sampah di Taman Tukad “Korea”. Beberapa warga terpaksa memanjat plafon rumah untuk menyelamatkan diri.
“Kalau saya lihat di Kertalanggu cukup tinggi, hampir kena plafon rumah. Ada orang menaruh anaknya di atas plafon. Ini pengalaman pertama saya menghadapi banjir setinggi ini selama 59 tahun,” ujar Jaya Negara.
Pemerintah Kota Denpasar telah menyiapkan sejumlah tempat pengungsian lengkap dengan tim medis untuk memastikan kesehatan warga. Selain itu, pihaknya sedang mendata dan mencari warga yang masih hilang, bekerja sama dengan desa dan lurah setempat.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) mencatat ada 112 titik banjir di Bali, tersebar di Kota Denpasar, Kabupaten Gianyar, Tabanan, Karangasem, Jembrana, dan Badung. Titik paling parah berada di Denpasar dengan ketinggian air 2–3 meter.
Dalam peristiwa ini, sedikitnya delapan orang meninggal dunia dan delapan lainnya masih hilang. Rinciannya, di Kota Denpasar terdapat dua korban tewas, N (28 tahun) dan ibunya K (56 tahun), akibat bangunan toko kain roboh di Bantaran Tukad Badung.
Kabupaten Gianyar mencatat dua korban, NP (75) dan NM (87). Di Kabupaten Badung, dua korban lain meninggal, yaitu penumpang mobil Sigra, Endang (42), dan buruh proyek Eko (45). Sementara di Kabupaten Jembrana, Oka Sudiastawa (38) tersengat listrik dan Niti Kumala (22) terseret arus.
Ratusan warga kini mengungsi akibat luapan air yang merendam rumah dan fasilitas publik. Pemerintah daerah terus memantau situasi serta melakukan evakuasi warga yang masih terjebak banjir.
Banjir ini menjadi peringatan serius bagi Bali terkait pengelolaan sungai, sistem drainase, dan kesiapsiagaan menghadapi bencana. Pemerintah daerah berupaya menekan dampak, sekaligus memberikan bantuan darurat kepada warga terdampak.[]
Putri Aulia Maharani