Warga dan Pemkot Bergandengan Tangan Jaga Sungai Karang Mumus

Warga dan Pemkot Bergandengan Tangan Jaga Sungai Karang Mumus

SAMARINDA – Upaya menjaga kebersihan Sungai Karang Mumus (SKM) kembali mendapat perhatian serius dari berbagai pihak. Minggu (21/09/2025), Wakil Wali Kota Samarinda, Saefuddin Zuhri, terjun langsung bersama komunitas Gerakan Memungut Sehelai Sampah Sungai Karang Mumus (GMSS-SKM), Dinas Lingkungan Hidup (DLH), dan mahasiswa untuk melakukan aksi bersih-bersih.

Menggunakan kapal patroli sungai milik DLH, Saefuddin Zuhri tampak memungut sampah dengan alat sederhana. Plastik, botol bekas, hingga sampah rumah tangga yang hanyut di permukaan berhasil dikumpulkan. Kehadiran orang nomor dua di Samarinda itu tidak hanya menarik perhatian warga, tetapi juga memicu partisipasi spontan masyarakat sekitar bantaran. Beberapa warga menyerahkan sampah yang mereka pungut sendiri untuk kemudian diangkut bersama.

Dalam kesempatan itu, Saefuddin menekankan pentingnya kesadaran kolektif menjaga sungai. Ia mengingatkan bahwa SKM merupakan sumber kehidupan yang tidak boleh diabaikan.

“Hari ini kita harus bisa bersinergi dengan air. Kalau kita mencintai sungai, insyaallah sungai tidak akan galak. Tapi kalau kita tidak peduli, sungai bisa jadi ancaman bagi kita. Mari kita bersama-sama menjaga ekosistem ini dengan saling memahami dan tidak membuang sampah sembarangan,” ujarnya, Minggu (21/09/2025).

Ia juga mengungkapkan bahwa dirinya bersama Misman merupakan pendiri GMSS-SKM. Menurutnya, komunitas ini lahir sebagai bentuk gerakan sosial untuk menyadarkan masyarakat.

“Sebelum 2015 Pak Misman sudah teriak-teriak jangan buang sampah sembarangan. Nyatanya sampai sekarang air pasang dan sampah tetap ada. Maka tugas kita semua adalah terus memberikan edukasi agar masyarakat sadar bahwa sampah itu membahayakan,” jelasnya.

Saefuddin menegaskan bahwa langkah nyata jauh lebih bermakna daripada sekadar seremoni. Karena itu ia mengajak semua pihak untuk turut bertanggung jawab.

“Kami dari pemerintah mohon maaf bila masih banyak kekurangan. Tanpa dukungan semua pihak, kami tidak bisa apa-apa. Mari kita bergandengan tangan membangun Samarinda yang lebih baik,” tambahnya.

Sementara itu, Ketua GMSS-SKM, Misman, menilai keberadaan komunitas ini merupakan contoh nyata edukasi lingkungan. Sejak berdiri resmi pada 2015, GMSS-SKM aktif mengedukasi masyarakat lewat sekolah sungai.

“GMSS-SKM ini ibaratkan role model. Selama 10 tahun kita membangun contoh bagaimana agar semua kalangan bisa merawat sungai. Sungai itu bukan sekadar aliran air, tapi punya ekosistem. Kalau kiri-kanan dibeton, itu kan namanya kanal banjir, bukan sungai,” terangnya.

Misman menambahkan bahwa jika kesadaran masyarakat sudah terbentuk, sebetulnya keberadaan GMSS-SKM tak lagi diperlukan. “Kalau semua orang sudah sadar, ngapain ada GMSS-SKM. Tapi faktanya masih banyak yang buang sampah sembarangan. Jadi kami hadir untuk terus mengingatkan. Tidak berat kok memungut sehelai sampah lalu di buang ke tempat sampah,” ucapnya.

Aksi ini turut diikuti puluhan mahasiswa dari Universitas Widya Gama Mahakam (UWGM) Samarinda. Gracia Yunita (20), mahasiswa Kesehatan Masyarakat UWGM, menilai kegiatan tersebut bermanfaat besar bagi generasi muda.

“Kegiatan ini bagus, karena menyadarkan masyarakat agar tidak membuang sampah di sungai. Ekosistem sungai penting banget, ini sumber air bersih kita di Kota Samarinda,” katanya.

Kegiatan gotong royong ini menjadi bukti bahwa menjaga sungai bukan hanya tugas pemerintah, melainkan kewajiban bersama seluruh lapisan masyarakat. []

Diyan Febriana Citra.

Berita Daerah