DEPOK – Kemacetan yang semakin parah di kawasan Jalan Raya Sawangan dan Jalan Raya Muchtar, Kota Depok, menjadi keluhan harian bagi para pengguna jalan, terutama pengendara sepeda motor. Minimnya jalur alternatif dinilai menjadi faktor utama yang memperburuk kepadatan lalu lintas di kawasan ini.
Barbot (48), warga yang telah lebih dari empat dekade rutin melintasi kawasan Sawangan, menyampaikan bahwa nyaris tidak ada solusi jalur pemecah kemacetan yang efektif di daerah tersebut.
“Kalau jalan alternatif tuh hampir enggak ada, paling kalau ada ya buat ke pedalaman (permukiman warga) saja. Bukan buat solusi pangkas jalan,” kata Barbot, Senin (16/06/2025).
Ia menambahkan, meski masih mungkin mencari “jalan tikus” di sepanjang Jalan Raya Muchtar, kondisi serupa tidak berlaku untuk Jalan Raya Sawangan yang menurutnya terlalu padat dan tidak memiliki koneksi jalan alternatif memadai.
“Kalau dari Simpang Tugu Batu ke arah Parung Bingung, seingat saya ada tuh beberapa jalan tikus buat menghindari macet, tapi ya kalau di sepanjang Jalan Raya Sawangan enggak,” ujarnya.
Situasi serupa dirasakan Jafar (42), pengguna motor lainnya. Ia menilai bahwa meskipun ada jalur alternatif, keberadaan ruko, supermarket, dan aktivitas keluar-masuk kendaraan justru menambah titik-titik kemacetan baru.
“Kalau di Muchtar Sawangan kan banyak kayak ruko atau supermarket, itu tiap kendaraan mereka keluar masuk juga, jadi terbentur sama kita yang di jalan,” kata Jafar.
Kemacetan dikatakan semakin memburuk saat akhir pekan, ketika arus kendaraan dari dan menuju kawasan wisata meningkat signifikan.
“Cobain saja pas libur bawa mobil dari Tugu Batu, itu kendaraan enggak gerak. Bakal baru kelihatan terurai justru di sini (Simpang Parung Bingung),” imbuhnya.
Berdasarkan pantauan di lokasi pada Senin (16/06/2025), kemacetan di Jalan Raya Sawangan terjadi selama sekitar 90 menit sejak pagi hari. Kendaraan dari arah Simpang Tugu Batu hingga Parung Bingung hanya mampu melaju dengan kecepatan rata-rata 15-25 km/jam. Arus dari Margonda menuju Sawangan Permai tampak lebih lancar dibandingkan arus sebaliknya.
Dengan kondisi ini, warga berharap pemerintah daerah segera menyusun langkah konkret untuk menata lalu lintas, termasuk membangun jalur alternatif yang layak serta memperluas titik akses keluar-masuk kendaraan agar tidak menumpuk di jalur utama. []
Diyan Febriana Citra.