JAKARTA – Belanja pemerintah Amerika Serikat (AS) tercatat melonjak tajam dalam kurun waktu lebih dari empat dekade terakhir. Pada tahun fiskal 1980, total pengeluaran pemerintah federal berada di kisaran US$2,3 triliun atau sekitar Rp38,31 kuadriliun (kurs Rp16.660 per dolar AS). Namun, pada 2024, angkanya hampir tiga kali lipat lebih besar, mencapai US$6,8 triliun atau Rp113,28 kuadriliun.
Kenaikan tersebut jauh lebih cepat dibandingkan pertumbuhan jumlah penduduk. Dalam periode yang sama, populasi AS hanya naik sekitar 50%. Perubahan struktur pengeluaran juga terlihat jelas. Jika pada era 1980-an anggaran pertahanan dan urusan luar negeri mendominasi, kini justru jaminan sosial dan kesehatan menjadi pos terbesar.
Salah satu lonjakan paling mencolok terjadi pada program Medicare, dari US$125 miliar pada 1980 menjadi US$874 miliar pada 2024, atau naik hampir 600%. Pengeluaran untuk jaminan sosial pun bertambah lebih dari US$1 triliun. Transfer fiskal dari pemerintah pusat ke negara bagian meningkat tiga kali lipat menjadi US$1,1 triliun.
Sementara itu, belanja pertahanan tetap tinggi di angka US$1,3 triliun, tetapi pertumbuhannya lebih moderat. Proporsinya terhadap total belanja federal kini mengecil dibandingkan empat dekade lalu.
Fenomena ini erat kaitannya dengan faktor demografi. Pada 2030, seluruh generasi Baby Boomer akan berusia 65 tahun atau lebih, sehingga memperluas basis penerima manfaat Medicare dan Jaminan Sosial.
Namun, kenaikan pengeluaran ini memunculkan pertanyaan besar soal keberlanjutan fiskal. Data menunjukkan, sejak 1980, AS hampir selalu mengalami defisit anggaran, dengan pengecualian periode singkat 1998–2001. Defisit pernah melonjak drastis pada 2009 hingga US$1,42 triliun akibat krisis finansial global.
Pandemi Covid-19 menjadi titik puncak, ketika defisit mencapai US$3,13 triliun pada 2020, terbesar dalam sejarah AS. Meskipun sempat menurun, defisit tetap bertahan di atas US$1 triliun dalam empat tahun terakhir, termasuk US$1,83 triliun pada 2024.
Jika tidak dilakukan reformasi kebijakan fiskal, beban utang jangka panjang AS diperkirakan semakin berat. Saat ini, pembayaran bunga utang sudah mendekati belanja Medicare, dan berpotensi menjadi salah satu pos terbesar anggaran. Kondisi ini mengancam ruang fiskal pemerintah untuk membiayai program-program produktif, sementara kebutuhan pembiayaan terus meningkat.[]
Putri Aulia Maharani