Luhut Minta Publik Tetap Optimis Meski ADB Pangkas Proyeksi Ekonomi

Luhut Minta Publik Tetap Optimis Meski ADB Pangkas Proyeksi Ekonomi

JAKARTA – Pemerintah menilai pemangkasan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia oleh Asian Development Bank (ADB) tidak seharusnya menimbulkan pesimisme. Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan menegaskan, proyeksi tersebut merupakan gambaran kondisi global yang dinamis, sehingga perlu disikapi dengan optimisme dan strategi tepat.

ADB sebelumnya menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia 2025 dari 5% menjadi 4,9% dalam laporan Asian Development Outlook edisi September 2025. Penyesuaian serupa juga terjadi pada perkiraan 2026, yang direvisi dari 5,1% menjadi 5%. Pemangkasan ini sejalan dengan tren perlambatan di kawasan Asia Tenggara akibat tingginya tarif impor Amerika Serikat, meningkatnya ketidakpastian perdagangan global, serta risiko geopolitik.

Menanggapi hal itu, Luhut menyebut dampak kebijakan pemerintah, termasuk program Makan Bergizi Gratis (MBG) dan penempatan dana Rp200 triliun di sektor perbankan, belum sepenuhnya terefleksi pada perekonomian nasional.

“Menurut saya, ini semua kan buah daripada makan bergizi ini kan belum kelihatan. Tapi akan segera kelihatan. Dan dana (Rp200 triliun ke perbankan) yang diberikan oleh Pak Menteri Keuangan itu kan juga belum semua mengalir,” ujarnya dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat (03/10/2025).

Luhut juga memandang situasi saat ini sebagai kesempatan emas bagi investasi di sektor dengan pasar yang jelas, mulai dari energi hingga pangan.

“Jadi ini adalah golden opportunity untuk orang investasi di Indonesia kepada investasi-investasi yang captive. Misalnya listrik, makanan tadi seperti makan bergizi. Uang di bank kan banyak. Jadi peminjaman dari perbankan akan jadi mudah. Tentu tanpa menghilangkan masalah kehati-hatian,” jelasnya.

Ia menegaskan pentingnya menjaga semangat positif dalam menghadapi tantangan ekonomi. “Jadi kita sekalian harus optimis melihat itu. Bahwa saya melihat justru, saya lapor ke Presiden, Pak ini kita harus lihat dari sisi positif. Golden opportunity buat kita, buat bangsa Indonesia atau investor-investor muda Indonesia untuk investasi. Rp200 triliun sekarang digelontorkan di perbankan. Itu kan sangat bagus jalan di bawah,” katanya.

Meski DEN belum merilis proyeksi resmi, Luhut memastikan kajian sedang dilakukan. Sementara itu, proyeksi ADB berbeda dengan Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD). Lembaga internasional tersebut justru merevisi naik perkiraan pertumbuhan ekonomi RI menjadi 4,9% baik pada 2025 maupun 2026, lebih tinggi dibanding laporan sebelumnya.

OECD menilai, pelonggaran suku bunga acuan serta penguatan investasi publik akan mendorong laju pertumbuhan ekonomi Indonesia.

“Pelonggaran kebijakan moneter dan investasi publik yang kuat diharapkan dapat mendukung perekonomian Indonesia, dengan pertumbuhan tahunan sebesar 4,9% yang diproyeksikan untuk tahun 2025 dan 2026,” tertulis dalam laporan OECD, Rabu (24/09/2025).

Dengan demikian, meskipun terdapat perbedaan pandangan antar lembaga internasional, pemerintah tetap memilih menekankan optimisme serta memaksimalkan momentum kebijakan domestik agar perekonomian dapat tumbuh lebih kuat. []

Diyan Febriana Citra.

Nasional