JAKARTA – Roket milik SpaceX mengalami masalah dan gagal mengudara untuk pertama kalinya dalam hampir satu dekade. Sebagaimana dilansir dari CNBC Indonesia, Roket Falcon 9 diluncurkan dari California, AS, pada Kamis (11/7) malam waktu setempat, dengan membawa 20 satelit Starlink.
Mengutip NPR, Senin (15/7/2024), beberapa menit setelah penerbangan, mesin bagian atas dilaporkan tidak berfungsi. Dalam pernyataan setelahnya SpaceX mengatakan roket tersebut mengalami kebocoran oksigen cair. Perusahaan milik Elon Musk itu menyatakan bahwa pengontrol penerbangan berhasil melakukan kontak dengan setengah dari satelit dan berusaha mendorongnya ke orbit yang lebih tinggi menggunakan pendorong ion yang ada di dalamnya.
Namun di orbit rendah yang hanya 135 kilometer di atas Bumi, daya dorong maksimum yang tersedia tidak cukup untuk mengangkat satelit. SpaceX mengatakan satelit-satelit yang berada di orbit rendah tersebut akan masuk kembali ke atmosfer dan terbakar. Perusahaan tidak menyebutkan kapan puluhan satelit itu akan turun.
Saat ini ada lebih dari 6.000 Starlink yang mengorbit, menyediakan layanan internet kepada pelanggan di beberapa penjuru paling terpencil di dunia. Administrasi Penerbangan Federal mengatakan masalah ini harus diperbaiki sebelum roket Falcon dapat terbang kembali. Tidak diketahui apakah atau bagaimana kecelakaan itu dapat berdampak pada penerbangan awak manusia SpaceX selanjutnya. Penerbangan luar angkasa seorang miliarder dijadwalkan pada 31 Juli dari Florida dengan rencana perjalanan luar angkasa pribadi pertama, diikuti pada pertengahan Agustus dengan penerbangan astronot ke Stasiun Luar Angkasa Internasional untuk NASA.
Pengusaha teknologi yang akan memimpin penerbangan pribadi, Jared Isaacman, mengatakan bahwa Falcon 9 SpaceX memiliki “rekam jejak yang luar biasa” dan juga sistem pelarian darurat. Kegagalan peluncuran SpaceX terakhir terjadi pada 2015 saat menjalankan kargo stasiun luar angkasa. Roket lain meledak pada tahun berikutnya selama pengujian di darat. Elon Musk selaku pemilik SpaceX mengatakan kecepatan penerbangan yang tinggi akan mempermudah identifikasi dan perbaikan masalah. Saksikan video di bawah ini. []
Putri Aulia Maharani