SLEMAN – Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Abdul Mu’ti menyambangi Balai Besar Guru Penggerak (BBGP) di Kaliurang, Sleman, Yogyakarta. Dirinya meminta supaya mitos Matematika menyusahkan, menyulitkan dan sebagainya menjadi pelajaran yang mudah serta menggembirakan.
“Ada mitos di masyarakat bahwa Matematika itu susah dan menyusahkan. Bahkan saya ketemu salah satu masyarakat jurusan ilmu sosial, saya tanya kenapa ambil jurusan itu. Jawabnya karena tidak ada Matematika. Jadi Matematika itu momok karena untuk bisa itu mati-matian,” ujar Mu’ti dalam..Seminar Nasional Pendidikan Matematika, Rabu (13/11/2024). Bahkan, lanjut Mu’ti, siswa yang pintar Matematika identik kurang bergaul. Matematika hanya menyenangkan guru, bukan murid.
“Saya punya teman sampai bilang waktu itu, ini untuk apa kalau jualan di pasar tidak dipakai. Karena yang penting sudah bisa perkalian, penjumlahan, pembagian. Apalagi minta ini diturunkan, itu diturunkan, sampai saya minta turun juga,” guraunya. Dari sinilah, Mu’ti meminta kepada para pengajar mematahkan mitos-mitos Matematika tersebut. Matematika haruslah mudan dan menyenangkan untuk para siswa.”Ilmu terkesan tidak apa-apa ketika murid tidak menemukan makana dari pelajaran itu. Makanya perlu dipahami dengan mendalam sehingga maknanya dapa dari yang dipelajari,” ujarnya.
Dirinya pun mendorong para pengajar mulai mengubah pendekatannya. Harus juga dijelaskan dari belajar Matematika itu berguna untuk kehidupan. “Banyak di antara kita ilmu tidak menjelaskan kenapa harus pelajari itu, apa tujuannya. Ini penting untuk dijelaskan. Oleh karena itu pelajaran itu harus memberikan pelajaran apa makna dari yang dipelajari. Guru harus kaya metode, kaya variasi menyenangkan,” ujarnya. []
Putri Aulia Maharani