Banjir Rob Ancam Pesisir Utara Jateng, BMKG Keluarkan Peringatan Dini

Banjir Rob Ancam Pesisir Utara Jateng, BMKG Keluarkan Peringatan Dini

SEMARANG – Masyarakat yang bermukim di kawasan pesisir utara Jawa Tengah diminta waspada terhadap potensi terjadinya banjir pesisir (rob) pada Senin (19/05/2025). Peringatan tersebut disampaikan oleh Stasiun Meteorologi Maritim Tanjung Emas, Semarang, seiring adanya aktivitas pasang surut air laut yang berpotensi menimbulkan genangan di beberapa wilayah pesisir.

Kepala Stasiun Meteorologi Maritim Tanjung Emas, Taruna Mona Rachman, mengatakan banjir rob diperkirakan akan terjadi mulai pukul 12.00 hingga 17.00 WIB.

“Akibat adanya aktivitas pasang surut air laut dapat memengaruhi dinamika wilayah Pantai Utara Jateng berupa banjir pesisir,” ujarnya saat dikonfirmasi, Senin (19/05/2025).

Wilayah yang diperkirakan terdampak mencakup pesisir Kabupaten Demak, Kota Semarang, serta sejumlah daerah lain di sepanjang Pantai Utara Jawa Tengah. Taruna menyebut bahwa dampak banjir rob tidak hanya mengganggu kehidupan warga, tetapi juga berpotensi menghambat aktivitas ekonomi dan transportasi laut.

Ia menjelaskan bahwa aktivitas bongkar muat barang di pelabuhan, kegiatan nelayan, petani garam, serta budidaya perikanan darat bisa terdampak oleh banjir rob.

“Termasuk aktivitas bongkar muat di pelabuhan,” katanya.

Masyarakat diimbau untuk lebih waspada dan mengantisipasi kemungkinan terburuk. Taruna juga mengingatkan agar masyarakat terus memantau informasi terbaru mengenai kondisi cuaca maritim dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).

“Perhatikan update informasi cuaca maritim dari BMKG secara berkala,” tambahnya.

Sebelumnya, banjir rob menjadi masalah yang terus menghantui kawasan pesisir utara Jawa Tengah, terutama di daerah seperti Sayung, Demak. Tidak sedikit warga yang mengeluhkan kondisi ini dan mempertimbangkan untuk berpindah tempat tinggal karena tidak tahan menghadapi banjir yang terjadi berulang kali.

Pemerintah daerah pun didorong untuk segera mengambil langkah antisipatif, termasuk pembangunan infrastruktur penahan air laut serta normalisasi saluran air untuk mengurangi dampak banjir yang kini menjadi ancaman rutin bagi masyarakat pesisir. []

Diyan Febriana Citra.

Berita Daerah Hotnews