Sudah 20 Hari, Jenazah TKI Masih Tertahan di Malaysia, Keluarga Terlilit Biaya

Sudah 20 Hari, Jenazah TKI Masih Tertahan di Malaysia, Keluarga Terlilit Biaya

JAMBI – Harapan keluarga tenaga kerja Indonesia (TKI) asal Jambi, Ridwan, untuk segera memulangkan jenazah ke tanah air masih belum terpenuhi. Ridwan meninggal dunia di Hospital Alor Gajah, Malaka, Malaysia, pada 26 April 2025. Namun hingga lebih dari 20 hari berlalu, jenazahnya belum juga dipulangkan ke kampung halaman di Desa Gurun Baru, Kecamatan Mandiangin, Kabupaten Sarolangun.

Istri almarhum, Eni, mengaku belum menerima bantuan konkret dari pihak pemerintah, meskipun sudah ada janji untuk membantu proses pemulangan jenazah.

“Katanya mau bantu. Tapi dari kemarin masih rapat-rapat terus. Dan belum ada sampai sekarang bantuan dananya,” ujar Eni saat dihubungi melalui sambungan telepon pada Senin (19/05/2025).

Menurut Eni, selain terkendala biaya, ia juga menghadapi kesulitan dalam memahami prosedur administratif untuk pemulangan jenazah dari luar negeri. Meski demikian, ia menyatakan siap berangkat sendiri ke Malaysia jika dana sudah tersedia.

“Saya bisa berangkat sendiri ke sana. Paspor saya juga masih hidup. Tapi saya khawatir fisik drop karena sendirian,” ujarnya lirih.

Di desanya, tak ada warga maupun perangkat desa yang pernah menangani kasus serupa, sehingga keluarga merasa kebingungan dan terisolasi. Eni berharap pemerintah tidak hanya memberikan bantuan dana, tetapi juga pendampingan untuk mengurus proses pemulangan yang cukup rumit.

Sementara itu, Bendahara Desa Baru, Erik, mengonfirmasi bahwa pemerintah Kabupaten Sarolangun telah merespons keluhan keluarga. Ia menyebut bahwa tiga hari sebelumnya telah dilakukan pertemuan antara pihak keluarga dan Wakil Bupati Sarolangun.

“Hari ini Kades dan Sekdes rapat di Sarolangun sebagai tindak lanjut dari pertemuan itu,” kata Erik. Namun, hingga berita ini ditulis, hasil rapat tersebut belum diketahui karena masih berlangsung.

Sebelumnya diberitakan, keluarga membutuhkan lebih dari Rp30 juta untuk memulangkan jenazah Ridwan. Karena keterbatasan ekonomi, Eni bahkan mempertimbangkan menjual rumah papan warisan suaminya, meskipun hingga kini rumah tersebut belum laku terjual.

Di tengah situasi yang memilukan, keluarga Ridwan masih menanti langkah nyata dari pemerintah, agar jenazah sang kepala keluarga dapat segera dimakamkan di tanah kelahirannya. []

Diyan Febriana Citra.

Berita Daerah Hotnews