Guncangan Gempa Terasa hingga Pangandaran

Guncangan Gempa Terasa hingga Pangandaran

TASIKMALAYA – Wilayah selatan Jawa kembali diguncang aktivitas seismik. Gempa bumi dengan magnitudo 4,8 terjadi pada Minggu malam (15/06/2025) pukul 23.31 WIB. Guncangan ini dirasakan cukup jelas oleh warga di Kabupaten Tasikmalaya dan Pangandaran, meski pusat gempa berada di laut lepas.

Berdasarkan informasi yang dirilis oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), gempa ini semula tercatat dengan kekuatan magnitudo 4,7, namun kemudian diperbarui menjadi 4,8. Lokasi pusat gempa berada di koordinat 8.18 Lintang Selatan dan 107.64 Bujur Timur, sekitar 104 kilometer barat daya dari Kabupaten Tasikmalaya, dengan kedalaman 10 kilometer.

“(Gempa) Dirasakan (MMI) II-III Pangandaran, II-III Tasikmalaya,” demikian disampaikan BMKG melalui akun resminya di platform X (dulu Twitter), Senin (16/06/2025).

Mengacu pada skala MMI (Modified Mercalli Intensity), getaran dengan intensitas II berarti dirasakan oleh beberapa orang, dan benda-benda ringan yang digantung dapat bergoyang. Sedangkan intensitas III menunjukkan bahwa getaran terasa jelas di dalam rumah, seperti sensasi saat truk besar melintas.

Meskipun kekuatan gempa tergolong ringan hingga sedang dan tidak berpotensi tsunami, lokasi pusat gempa yang berada di zona subduksi lempeng samudera menjadikan peristiwa ini sebagai peringatan penting akan kerawanan geologis di kawasan selatan Jawa. Sejauh ini, belum dilaporkan adanya kerusakan atau korban jiwa akibat gempa tersebut.

BMKG menyatakan bahwa analisis data gempa masih berlangsung, dan informasi yang dipublikasikan dapat diperbarui seiring dengan masuknya data tambahan. Warga diimbau untuk tetap tenang, namun tetap waspada terhadap kemungkinan gempa susulan.

Pakar kebencanaan mengingatkan bahwa jalur selatan Jawa, termasuk kawasan Tasikmalaya dan Pangandaran, merupakan daerah aktif secara tektonik yang sering mengalami gempa bumi akibat aktivitas lempeng Indo-Australia yang menyusup ke bawah lempeng Eurasia. Oleh karena itu, penting bagi pemerintah daerah dan masyarakat untuk memiliki sistem mitigasi bencana yang siap diterapkan kapan pun diperlukan.

Kesadaran dan edukasi masyarakat tentang potensi bencana geologi di wilayah pesisir harus menjadi prioritas, mengingat wilayah ini juga merupakan destinasi wisata yang padat pengunjung. Selain itu, peningkatan infrastruktur tanggap darurat dan sistem peringatan dini diharapkan dapat membantu mengurangi risiko jika gempa lebih besar terjadi di masa depan. []

Diyan Febriana Citra.

Berita Daerah Hotnews