Lampu Lalu Lintas Padam, Warga Penajam Galang Koin

Lampu Lalu Lintas Padam, Warga Penajam Galang Koin

PENAJAM – Kepedulian masyarakat Penajam Paser Utara (PPU) terhadap keselamatan berlalu lintas diwujudkan dalam gerakan solidaritas unik: pengumpulan koin untuk memperbaiki lampu lalu lintas yang telah padam selama berbulan-bulan di sejumlah titik vital Kota Penajam.

Aksi ini digagas oleh Paguyuban Masyarakat Gerakan Rakyat Indonesia Bersatu (GRIB) Jaya PPU sebagai respons atas minimnya anggaran daerah yang tersedia untuk pemeliharaan fasilitas lalu lintas.

“Memang, perbaikan sejumlah traffic light yang rusak itu bukan sepenuhnya tanggung jawab pemerintah daerah, dalam hal ini Dinas Perhubungan (Dishub) PPU,” ujar Ketua DPC GRIB Jaya PPU, Rokhman Wahyudi, Senin (16/06/2025).

Namun, Rokhman menegaskan bahwa kondisi anggaran daerah yang terbatas menyebabkan Dishub PPU tidak dapat melakukan perbaikan secara cepat dan optimal.

“Kalaupun Dishub PPU diberi kewenangan untuk memperbaiki, anggaran yang memadai tidak tersedia. Karena itulah, kami memprakarsai pengumpulan koin dari masyarakat,” lanjutnya.

Lampu lalu lintas yang padam dinilai mengganggu kelancaran dan mengancam keselamatan pengguna jalan, terutama di kawasan padat kendaraan seperti persimpangan depan Mapolres PPU, Jalan Provinsi Km 9, Nipah-Nipah. Di lokasi itulah rencananya pengumpulan koin akan dilakukan.

“Nanti kami sertakan baliho penanda pengumpulan koin, sehingga warga yang melintas dapat mengetahuinya,” jelas Rokhman.

Ide penggalangan dana ini bermula dari diskusi para anggota GRIB Jaya di grup WhatsApp. Setelah memperoleh dukungan, mereka sepakat untuk mulai bergerak pada Selasa (17/06/2025), dengan target awal mengumpulkan dana cukup untuk memperbaiki satu titik lampu lalu lintas.

Aksi ini mendapat dukungan dari berbagai elemen masyarakat sipil, termasuk LSM Gunakan Tenagamu untuk Rakyat (Guntur) PPU.

“Kami tentu saja sangat mendukung usaha pengumpulan koin ini, untuk biaya perbaikan traffic light. Karena, rusaknya lampu-lampu lalu lintas itu sangat membahayakan bagi keselamatan masyarakat juga,” ujar Sekretaris LSM Guntur, Andi Nurhakim.

Kondisi fasilitas lalu lintas yang tidak berfungsi tidak hanya menjadi masalah teknis, tetapi mencerminkan perlunya sinergi antara pemerintah dan warga dalam menjaga pelayanan publik yang vital. Dalam kasus ini, gerakan kecil dari masyarakat justru menjadi pengingat penting bahwa partisipasi publik mampu menjawab kekosongan tanggung jawab negara. []

Diyan Febriana Citra.

Berita Daerah Hotnews