Rob Ancam Pesisir Jateng, Warga Diminta Siaga

Rob Ancam Pesisir Jateng, Warga Diminta Siaga

SEMARANG – Peringatan dini kembali dikeluarkan oleh Stasiun Meteorologi Maritim Tanjung Emas, Semarang, pada Selasa (17/06/2025), terkait potensi terjadinya banjir rob yang dipicu oleh pasang air laut di wilayah pesisir utara Jawa Tengah. Sejumlah daerah diprediksi akan terdampak, termasuk Pekalongan, Batang, Kendal, Semarang, Demak, dan Jepara.

Menurut prakirawan cuaca Stasiun Meteorologi Maritim Tanjung Emas, Doni Prastio, fenomena banjir rob diperkirakan berlangsung antara pukul 11.00 hingga 16.00 WIB. Banjir pesisir ini terjadi akibat naiknya permukaan air laut yang menggenangi daratan pesisir.

“Akibat adanya aktivitas pasang surut air laut dapat memengaruhi dinamika wilayah Pantai Utara Jateng berupa banjir pesisir,” ungkap Doni.

Doni menyampaikan bahwa fenomena tersebut berpotensi menghambat berbagai sektor aktivitas masyarakat, mulai dari lalu lintas di kawasan pelabuhan, hingga kegiatan ekonomi kecil seperti pertanian garam dan perikanan darat.

“Termasuk aktivitas bongkar muat di pelabuhan,” tambahnya.

Tak hanya berdampak pada sektor transportasi laut dan logistik, petani garam yang menggantungkan hidupnya dari cuaca panas dan dataran kering terancam mengalami kerugian. Genangan air laut yang merambah lahan garam akan merusak kristalisasi garam, serta memperlama proses panen.

Fenomena rob juga kerap menyebabkan kerusakan pada infrastruktur ringan seperti jalan desa, tambak, hingga peralatan nelayan yang terseret gelombang air pasang. Oleh karena itu, Doni mengimbau seluruh warga pesisir agar tetap waspada.

“Berlaku di pesisir utara Jateng. Perhatikan update informasi cuaca maritim dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG),” pesannya.

Banjir rob menjadi isu krusial di wilayah pesisir utara Jawa Tengah yang memang dikenal rawan. Penanganan struktural seperti pembangunan tanggul laut telah diupayakan, namun kesiapsiagaan masyarakat tetap menjadi kunci utama meminimalkan risiko.

Masyarakat diharapkan segera mengamankan barang-barang penting, memantau prakiraan pasang surut secara berkala, dan mengikuti panduan dari otoritas setempat. Selain itu, sinergi antara pemerintah daerah, nelayan, dan pelaku usaha pesisir sangat dibutuhkan dalam menyikapi fenomena rob secara berkelanjutan. []

Diyan Febriana Citra.

Berita Daerah Hotnews