Penjual Kerupuk Tewas Terlindas Bus di Wonogiri

Penjual Kerupuk Tewas Terlindas Bus di Wonogiri

WONOGIRI — Sebuah insiden memilukan terjadi di depan garasi Perusahaan Otobus (PO) Agra Mas, Kelurahan Wonokarto, Kecamatan Wonogiri, Kabupaten Wonogiri, pada Senin malam (16/06/2025). Seorang pria berusia 55 tahun, Edy Kusnadi, yang diketahui berprofesi sebagai penjual kerupuk, tewas setelah terlindas ban depan bus yang hendak mundur.

Peristiwa tragis itu menyita perhatian warga sekitar dan mengundang keprihatinan berbagai pihak, terutama soal keselamatan di lingkungan transportasi publik. Kepala Seksi Humas Polres Wonogiri, AKP Anom Prabowo, membenarkan kejadian tersebut.

“Korban mengalami luka berat pada bagian kaki dan kepalanya usai terlindas ban bus Agra Mas. Korban meninggal dalam perjalanan saat hendak dibawa ke rumah sakit,” ujar Anom saat dikonfirmasi pada Selasa (17/06/2025).

Menurut keterangan polisi, kejadian bermula ketika Edy baru saja turun dari bus Agra Mas tujuan Jakarta-Wonogiri. Saat hendak turun, ia diduga terpeleset dan jatuh tepat di belakang bus. Pada saat yang sama, bus yang dikemudikan Agus Suprihaji (51), warga Jebres, Surakarta, tengah bersiap mundur. Karena tidak menyadari keberadaan korban di belakang kendaraan, pengemudi secara tidak sengaja melindas tubuh Edy dengan ban depan sisi kiri.

“Akibatnya korban terlindas ban bus hingga mengalami luka berat lalu meninggal dunia,” lanjut Anom.

Tim Unit Gakkum Satlantas Polres Wonogiri yang menerima laporan segera menuju lokasi. Petugas melakukan evakuasi, olah tempat kejadian perkara (TKP), dan memeriksa sejumlah saksi mata untuk menyelidiki kronologi lebih lanjut.

Peristiwa ini kembali menyoroti pentingnya penerapan prosedur keamanan standar dalam operasional kendaraan umum, termasuk pemasangan kamera mundur serta peningkatan pelatihan pengemudi untuk waspada terhadap kondisi sekitar kendaraan.

AKP Anom juga menyampaikan imbauan kepada seluruh pengemudi, baik angkutan umum maupun kendaraan pribadi, agar selalu berhati-hati, terutama saat melakukan manuver seperti mundur.

“Keselamatan harus menjadi prioritas utama,” tegasnya.

Peristiwa ini menjadi pengingat bahwa tindakan sekecil apa pun, seperti mengecek blind spot sebelum bergerak, dapat menjadi pembeda antara selamat dan celaka. []

Diyan Febriana Citra.

Berita Daerah Hotnews