Hari Bhayangkara, Bantuan Nyata untuk Anak-anak Tak Terurus

Hari Bhayangkara, Bantuan Nyata untuk Anak-anak Tak Terurus

MANGGARAI TIMUR — Hidup dalam keterbatasan sejak sang ibu ditahan, tujuh anak di Kampung Golo Ntoung, Kelurahan Rana Loba, Kecamatan Borong, Kabupaten Manggarai Timur, kini mendapatkan harapan baru. Kolam ikan lele yang dibangun di halaman rumah mereka menjadi simbol pemberdayaan ekonomi sekaligus langkah pemulihan dari keterpurukan.

Kolam tersebut dibangun atas kerja sama antara Kapolres Manggarai Timur, AKBP Suryanto, Ketua Bhayangkari Megawati Suryanto, dan pemerhati perempuan dan anak, Maria GS Ratna. Kegiatan ini berlangsung pada Kamis (19/06/2025) dalam rangka menyambut Hari Ulang Tahun ke-79 Bhayangkara.

Bakti sosial yang digagas tidak hanya mencakup pembangunan kolam, tetapi juga pemberian bantuan sembako serta penebaran 1.000 benih ikan lele. Anak-anak yang menjadi penerima manfaat adalah anak-anak dari Marta Semung, seorang ibu rumah tangga yang tengah menjalani hukuman pidana akibat kasus pembunuhan suami.

“Kegiatan ini adalah wujud kepedulian Polri untuk masyarakat, khususnya menjelang HUT Bhayangkara,” ujar AKBP Suryanto.

Marta terlibat dalam insiden tragis yang menewaskan suaminya, Yohanes Burfolmon, pada 2024. Yohanes yang dalam keadaan mabuk memaki dan menendang Marta saat ia tengah memasak. Dalam upaya membela diri, Marta memukul kepala Yohanes dengan sebatang kayu, yang menyebabkan kematian. Kini, ia mendekam di Rutan Polres Manggarai Timur.

Sejak penahanan itu, ketujuh anak empat anak kandung Marta dan tiga anak dari istri kedua Yohanes tinggal di rumah sederhana tanpa pengasuhan orang tua. Mereka bertahan hidup dari hasil kerja sebagai buruh harian dan berjualan sayur keliling.

Penderitaan mereka menyentuh banyak pihak, termasuk jajaran Polres dan Bhayangkari Manggarai Timur. Selama ini, mereka rutin mengunjungi anak-anak tersebut untuk memberikan dukungan moral dan bantuan kebutuhan pokok. Tidak hanya itu, mereka juga kerap menjenguk Marta di tahanan untuk memberikan penguatan psikologis.

Inisiatif membangun kolam lele dianggap sebagai solusi jangka menengah untuk mendukung kebutuhan hidup anak-anak tersebut. Penebaran 1.000 benih lele dilakukan langsung oleh AKBP Suryanto bersama pejabat utama, Bhayangkari, serta aktivis perempuan Maria GS Ratna.

“Kolam ini diharapkan tidak hanya membantu secara ekonomi, tapi juga mengajarkan anak-anak tentang tanggung jawab, kerja keras, dan harapan,” ujar Maria GS Ratna.

Langkah ini disambut baik warga sekitar dan menjadi inspirasi bagi pemberdayaan sosial berbasis komunitas di daerah lain. Kehadiran kolam lele sederhana ini menandai perubahan nyata dari sebuah keluarga yang dulunya terpuruk, menuju masa depan yang lebih cerah. []

Diyan Febriana Citra.

Berita Daerah Hotnews