Perahu Pecah, Pemburu Lobster Tewas Tenggelam

Perahu Pecah, Pemburu Lobster Tewas Tenggelam

TULUNGAGUNG – Aktivitas melaut sekelompok nelayan asal Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB), berakhir tragis ketika salah satu dari mereka meninggal dunia setelah perahu yang ditumpangi pecah akibat diterjang ombak besar di perairan Pantai Molang, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur.

Peristiwa nahas ini terjadi pada Kamis dini hari (19/06/2025) sekitar pukul 02.00 WIB. Kelima nelayan diketahui sedang melakukan perburuan lobster sejak mereka berangkat dari Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Prigi, Kabupaten Trenggalek, pada Rabu sore. Dengan metode penyelaman tradisional, dua dari lima nelayan bertugas menyelam, sementara tiga lainnya, termasuk korban, menunggu di atas perahu.

Namun, ombak besar yang datang secara tiba-tiba di tengah malam menghantam perahu mereka dengan keras hingga mengakibatkan perahu pecah dan kelima nelayan terlempar ke laut.

Salah satu nelayan yang selamat, Mastur, mengungkapkan bahwa korban meninggal dunia adalah Sultan San Sanauran (48), warga Desa Ubung, Kecamatan Jonggat, Kabupaten Lombok Tengah.

Empat orang selamat, tapi dia (korban) meninggal. Dia memang tidak bisa berenang,” ujar Mastur kepada wartawan, Jumat (20/06/2025).

Ketidakmampuan berenang diduga menjadi penyebab utama Sultan gagal menyelamatkan diri saat perahu tenggelam. Rekan-rekannya berhasil berenang ke daratan untuk mencari bantuan, sementara Sultan ditemukan sudah tidak bernyawa.

Setelah upaya pencarian, jasad korban berhasil dievakuasi dan langsung dibawa ke Instalasi Kedokteran Forensik dan Medikolegal RSUD dr Iskak Tulungagung guna proses identifikasi dan pemulasaraan.

Tragedi ini membuka kembali perbincangan tentang minimnya pelatihan keselamatan bagi nelayan tradisional, khususnya mereka yang melakukan aktivitas berisiko tinggi seperti menyelam untuk menangkap lobster. Cuaca ekstrem yang tidak dapat diprediksi dan kurangnya peralatan keselamatan kerap menjadi faktor yang memperbesar risiko kecelakaan di laut.

Otoritas setempat diharapkan dapat mengambil langkah konkret dalam memberikan edukasi keselamatan laut dan distribusi alat pelindung diri (APD) untuk para nelayan, terutama yang berasal dari luar daerah dan tidak familiar dengan karakteristik perairan setempat.

Musibah ini juga menjadi pengingat bahwa keselamatan pelaut bukan hanya tanggung jawab pribadi, melainkan tanggung jawab bersama antara nelayan, pemerintah daerah, dan pihak terkait dalam sektor kelautan. []

Diyan Febriana Citra.

Berita Daerah Hotnews