BANDUNG – Pernyataan Wakil Menteri Sosial Agus Jabo bahwa “kalau orangtuanya miskin, anaknya pasti miskin” menuai protes keras dari Wakil Ketua DPR RI Cucun Ahmad Syamsurijal. Saat kunjungan kerja di Kecamatan Majalaya, Kabupaten Bandung, Sabtu (21/06/2025), Cucun menegaskan bahwa kemiskinan bukan takdir turun-menurun dan seharusnya dapat diubah melalui langkah konkret pemerintah dan desa.
“Terus terang saya komplain dengan statemen Wamensos kita ini enggak mau miskin, siapa yang mau miskin?” tegas Cucun di hadapan Menko Pemberdayaan Masyarakat Muhaimin Iskandar dan para kepala desa.
Cucun memperingatkan agar pendataan kemiskinan dilakukan secara teliti dan transparan sesuai amanat Inpres Nomor 8 Tahun 2025, agar dana bansos digunakan tepat sasaran. Katanya, manipulasi data agar mendapatkan bantuan sama artinya “memelihara kemiskinan”.
“Jangan hanya karena ingin bansos jadi data dimanipulasi jadi miskin semuanya, itu namanya memelihara kemiskinan.”
Tak hanya berbicara soal data, Cucun menyoroti keberhasilan Desa Wangisagara di Majalaya yang melalui BUMDes Niagara berhasil keluar dari status desa tertinggal menjadi desa mandiri.
BUMDes ini mencatat omset hingga Rp 30 miliar per tahun, dengan laba sekitar Rp 1,8 miliar, dan menyumbang PADes Rp 780 juta (2020). Selain itu, Bumdes mengelola koperasi, pasar tradisional, hingga usaha kerajinan dan fasilitas olahraga.
“Saya bangga program ini bisa ada output dan outcome yang dihasilkan Bumdes, salah satunya di Desa Wangisagara,” katanya.
Meski kecatatan ini menggembirakan, masih ada anomali kemiskinan ekstrem di desa yang berada di tengah kawasan industri tekstil dan olahan makanan ironisnya terjadi di wilayah Majalaya.
“Ini daerah penuh dengan industri tapi masih masuk kemiskinan ekstrem itu kan anomali,” ungkap Cucun.
Merespons tantangan ini, Cucun mengajak sinergi antarlembaga dan tingkat pemerintahan dari desa hingga pusat untuk mengakhiri masalah kemiskinan. Ia mendukung target anggaran zero kemiskinan 2025 dan meminta agar realisasi anggaran segera terserap untuk program pemberdayaan.
“Ayo sama-sama anggaran zero kemiskinan 2025 harus bisa segera terserap dengan baik,” tutup Cucun. []
Diyan Febriana Citra.