JATINANGOR — Komitmen pemerintah untuk merealisasikan target ambisius program Makan Bergizi Gratis (MBG) terus diperkuat melalui pendekatan strategis berbasis sumber daya manusia. Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana, menyampaikan optimisme tinggi terhadap pencapaian target 82,9 juta penerima manfaat MBG pada akhir November 2025.
Optimisme tersebut bukan tanpa dasar. Menurut Dadan, percepatan pelaksanaan program akan didorong oleh pelibatan langsung para sarjana penggerak, yakni lulusan program pendidikan intensif selama tiga bulan yang saat ini tengah digembleng untuk menjadi pemimpin Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di seluruh penjuru Tanah Air.
“Sehingga percepatan itu kami optimis bisa terjadi, dan target Pak Presiden (Prabowo Subianto) untuk memberikan pelayanan kepada 82,9 juta (penerima) dapat dicapai pada akhir November 2025,” ujar Dadan saat ditemui di Kampus IPDN Jatinangor, Jawa Barat, Selasa (24/06/2025) malam.
Strategi percepatan tersebut bertumpu pada tiga elemen utama, yaitu anggaran, infrastruktur, dan SDM. BGN mengklaim persoalan anggaran telah terselesaikan. Fokus kini beralih pada kesiapan infrastruktur pendukung serta pelatihan ribuan sarjana yang akan menjadi ujung tombak pelayanan langsung.
“Sehingga akhir Juli mereka sudah bisa dikirim ke daerah, dan percepatan akan sangat terjadi secara nyata di akhir Juli-awal Agustus, terutama untuk daerah-daerah 3T (tertinggal, terdepan, terluar),” ungkap Dadan.
Hingga pertengahan tahun 2025, sebanyak 1.855 SPPG telah dibentuk dan melayani 5,4 juta penerima MBG angka yang oleh Dadan dibandingkan dengan populasi satu negara tetangga.
“Jadi kita sudah berhasil dalam waktu 5,5 bulan memberi makan setara dengan seluruh penduduk Singapura. 5,4 juta itu setara dengan penduduk Singapura, sudah kita beri makan,” jelasnya.
Walau baru mencakup sekitar 6 persen dari target keseluruhan, pencapaian ini dianggap signifikan mengingat program MBG baru berjalan selama kurang dari enam bulan. Dadan menegaskan, peningkatan signifikan akan terjadi pasca-distribusi ribuan sarjana penggerak ke daerah-daerah, terlebih di wilayah yang selama ini menghadapi tantangan akses pangan dan gizi.
Dengan bekal pelatihan dari Universitas Pertahanan serta arahan langsung dari BGN, para sarjana penggerak diharapkan mampu menjawab tantangan teknis dan sosial yang muncul di lapangan. Program MBG tak hanya menjadi agenda makan bergizi, tetapi juga bagian dari upaya nasional mengatasi ketimpangan akses pangan dan memperkuat ketahanan gizi masyarakat. []
Diyan Febriana Citra.