Mu’ti: 10.000 Sekolah Direvitalisasi Mulai Juli 2025

Mu’ti: 10.000 Sekolah Direvitalisasi Mulai Juli 2025

JATINANGOR – Pemerintah pusat melalui Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah menunjukkan komitmen serius dalam memperbaiki kualitas pendidikan nasional. Salah satu langkah nyata yang akan segera direalisasikan adalah revitalisasi besar-besaran terhadap 10.440 sekolah, yang akan dimulai pada Juli 2025.

Hal ini disampaikan langsung oleh Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Abdul Mu’ti, dalam keterangannya kepada media di sela-sela kegiatan retreat kepala daerah gelombang kedua di Kampus IPDN Jatinangor, Jawa Barat, Rabu (25/06/2025).

“Nanti bulan Juli kita laksanakan untuk 10.440 sekolah, dan bahkan mungkin bisa bertambah jumlahnya karena ada efisiensi dari sisi penggunaan anggarannya,” ujar Mu’ti.

Program ini merupakan bagian dari inisiatif Quick Win Presiden Prabowo Subianto, yang menargetkan perubahan cepat dan berdampak dalam sektor pendidikan, salah satunya melalui pembangunan dan perbaikan infrastruktur sekolah.

Menurut Mu’ti, rehabilitasi sekolah bukan hanya sebatas fisik, tetapi juga mencakup aspek digitalisasi pendidikan, seiring dengan tuntutan zaman dan perkembangan teknologi dalam dunia pembelajaran.

“Pembangunan sarana dan prasarana digitalisasi pendidikan merupakan salah satu programnya,” ungkap Mu’ti. Ia menambahkan bahwa keinginan Presiden untuk merevitalisasi 11.000 sekolah pada tahun ini adalah bagian dari transformasi menyeluruh sektor pendidikan nasional.

Dalam implementasinya, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah akan menyediakan smart classroom, lengkap dengan perangkat smart TV dan pelatihan guru. Upaya ini bertujuan agar seluruh sekolah dapat mengakses materi pelajaran secara digital, meningkatkan kualitas dan daya saing pendidikan di berbagai daerah.

“Memang ini semuanya bertahap, kami rencanakan dalam masa sekitar 3-4 tahun semuanya dapat dipenuhi dengan 300.000 unit smart TV untuk mendukung pelajaran di sekolah-sekolah itu,” terang Mu’ti.

Kegiatan retreat yang diikuti oleh 86 kepala daerah dari 93 yang terdaftar, menjadi momen penting untuk menyampaikan kebijakan prioritas pemerintah di sektor pendidikan. Enam kepala daerah absen karena alasan kesehatan, sementara Gubernur Papua Pegunungan, John Tabo, berhalangan hadir karena ibunya meninggal dunia.

Retreat ini digelar selama lima hari, sejak 22 hingga 26 Juni 2025, sebagai ajang pertukaran gagasan dan penyamaan visi antara pemerintah pusat dan daerah, khususnya dalam menjalankan agenda strategis nasional.

Program revitalisasi dan digitalisasi sekolah ini diharapkan tidak hanya memperbaiki sarana dan prasarana pendidikan, tetapi juga mampu menghadirkan pemerataan akses pendidikan berkualitas di seluruh penjuru Indonesia. []

Diyan Febriana Citra.

Berita Daerah Hotnews