Retret Kepala Daerah Usai, Disiplin dan Sinergi Jadi Fokus

Retret Kepala Daerah Usai, Disiplin dan Sinergi Jadi Fokus

JATINANGOR – Sebanyak 86 kepala daerah dari seluruh penjuru Indonesia menyelesaikan rangkaian kegiatan retreat gelombang kedua yang digelar selama lima hari di Kampus Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN), Jatinangor, Jawa Barat. Kegiatan yang berakhir pada Kamis (26/06/2025) ini bukan sekadar seremonial, melainkan proses pembentukan karakter pemimpin yang lebih disiplin, rendah hati, dan siap bersinergi lintas daerah.

Mengusung pendekatan pelatihan yang intensif, retreat ini menghadirkan suasana berbeda dari kegiatan kepala daerah pada umumnya. Tak hanya berisi materi strategis pemerintahan, para peserta juga diajak untuk melebur dalam disiplin ala praja muda IPDN. Momen penutup diwarnai dengan apel senja di bawah kaki Gunung Manglayang, menjadi simbol refleksi atas perjalanan lima hari penuh pembelajaran dan pengalaman.

Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri) Bima Arya menekankan bahwa kegiatan ini bukan sekadar agenda pelatihan teknokratis, melainkan penguatan nilai kebangsaan dan solidaritas antar pemimpin daerah.

“Negara tidak akan bisa maju tanpa sinergi. Dan sinergi lahir dari empati, saling memahami, serta kedewasaan dalam bekerja sama,” ungkapnya.

Salah satu hal yang menjadi perhatian adalah sistem makan siang dengan “aturan dua lagu”. Kepala daerah harus menghabiskan makanan mereka dalam rentang waktu dua lagu diputar, sebuah bentuk latihan kedisiplinan yang unik namun menyenangkan.

“Tadi ada yang cerita kaget, mereka bilang makannya baru 3/4 tiba-tiba lonceng sudah bunyi,” tutur Bima.

Selain soal waktu makan, aspek kesehatan juga menjadi fokus dalam kegiatan ini. Berdasarkan hasil pemeriksaan medis pada awal kegiatan, sepuluh kepala daerah berada dalam pengawasan ketat. Lima orang diberi pita kuning sebagai penanda atensi medis, sementara lima lainnya menerima pita merah yang menunjukkan kondisi kesehatan yang memerlukan perhatian khusus.

“Jadi, sekitar sepuluh orang ada dalam pengawasan ketat, yang sangat ketat tentu yang pita merah tadi,” jelas Bima. Sistem pita ini bertujuan memastikan bahwa kegiatan berlangsung aman tanpa membahayakan peserta yang memiliki kondisi fisik khusus.

Di tengah suasana formal dan disiplin, nuansa emosional juga sempat muncul. Salah satunya ketika Bupati Serang, Ratu Rachmatuzakiyah, tersenyum haru mendengar suaminya, Yandri Susanto, dijadwalkan hadir sebagai pengisi materi dalam retreat tersebut. Momen ini menjadi salah satu potret keseimbangan antara profesionalisme dan kedekatan personal yang kerap mewarnai dunia pemerintahan.

Meski enam kepala daerah mengajukan izin tidak hadir karena alasan kesehatan dan satu lainnya Gubernur Papua Pegunungan John Tabo berhalangan karena musibah keluarga, kehadiran 86 pemimpin daerah lainnya menunjukkan komitmen untuk terus belajar dan membangun kolaborasi antardaerah.

Retreat kepala daerah kali ini menjadi gambaran bagaimana para pemimpin diuji tak hanya dalam hal visi, tetapi juga integritas, ketahanan fisik, dan kemampuan beradaptasi dalam sistem yang lebih kolektif dan setara. []

Diyan Febriana Citra.

Berita Daerah Hotnews