JAKARTA – Kusnadi, staf pribadi Sekretaris Jenderal PDI-P Hasto Kristiyanto, mengungkapkan bahwa ia menerima uang sebesar Rp 500.000 setelah menerima titipan tas dari Harun Masiku. Pengungkapan ini terjadi saat Kusnadi dihadirkan sebagai saksi dalam sidang dugaan suap terkait pengurusan pergantian antarwaktu (PAW) di DPR RI yang melibatkan Harun Masiku dan Hasto Kristiyanto.
Pada persidangan yang digelar di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Jakarta Pusat, Kamis (08/05/2025), Kusnadi menceritakan bagaimana ia diminta untuk menjelaskan tentang tas yang dititipkan Harun Masiku kepada pengacara PDI-P, Donny Tri Istiqomah. Kusnadi menambahkan, setelah tas tersebut diterima, ia kemudian mendapatkan kiriman uang sebesar Rp 500.000 yang dikirimkan melalui nomor rekening yang diberikan kepada Donny Tri. Jaksa Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) kemudian membacakan bukti percakapan antara Kusnadi dan Donny melalui aplikasi pesan pendek yang terjadi pada 17 Desember 2019.
Dalam percakapan tersebut, Kusnadi mengirimkan nomor rekeningnya dan Donny kemudian mengonfirmasi bahwa uang tersebut adalah untuk “duite rokok” atau uang rokok. Jaksa menanyakan apakah uang yang diterimanya itu terkait dengan penitipan tas dari Harun Masiku, namun Kusnadi mengaku tidak mengetahui hubungan keduanya. Menurut Kusnadi, saat itu Donny hanya menyebutkan bahwa uang tersebut untuk rokok, dan ia menerima kiriman tersebut tanpa mengetahui lebih lanjut.
Sebelumnya, pada hari yang sama, Kusnadi menerima tas dari Harun Masiku yang diminta untuk diserahkan kepada Donny Tri Istiqomah. Tas tersebut berfungsi sebagai bagian dari upaya pengurusan PAW Harun Masiku yang diduga melibatkan praktik suap.
Kasus ini semakin memperburuk citra PDI-P, mengingat keterlibatan pengurus partai dalam dugaan korupsi dan praktik suap terkait proses politik di DPR RI. Proses penyelidikan oleh KPK terus berlanjut untuk mendalami lebih jauh tentang hubungan antara uang yang diterima Kusnadi dan kasus pengurusan PAW tersebut. []
Diyan Febriana Citra.